SAMIN-NEWS.com, PATI – Dalamn rentang waktu 24 jam sejak Jumat (13/11) pagi hingga malam, lima jenazah harus dimakamkan dengan standar protokol Covid-19 oleh Tim Pemakaman Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Pati. Bahkan ada satu desa yang dua jenazah warganya harus dimakamkan secara beruntun, yaitu Desa Bendar, Kecamatan Juwana.
Sebab, siang hari kemarin terlebih dahulu dimakamkan satu jenazah seorang perempuan yang sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Akan tetapi sebelum itu yang bersangkutan mempunyai riwayat penyakit dalam yang diidapnya sudah cukup lama, dan malam harinya sekitar pukul 21.00 kembali harus dimakamkan jenazah seorang laki-laki juga warga desa setempat.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun ”Samin News” (SN) di lokasi pemakaman desa itu menyebutkan bahwa sebelum meninggal almarhum sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Sunan Kalijogo Demak. Pada hari yang sama sebelum itu juga dimakamkan jenazah seorang perempuan, warga Desa Kudukeras, Kecamatan Juwana, di tempat pemakaman Tlogobethu.
Selesai pemakaman di Desa Bendar sekitar pukuk 21.45 tim dari BPBD sudah ditunggu untuk melaksanakan pemakaman berikutnya di Desa Plangitan, Kecamatan Pati. Sedangkan yang harus dimakamkan dengan standar protokol Covid-19 semalam, adalah jenazah seorang lelaki yang usianya tergolong masih muda, karena belum mencapai 40 tahun.
Sebelum meninggal, papar salah seorang tokoh masyarakat desa setempat, Suci Utomo (65), pagi harinya masih dalam kondisi biasa terkesan tidak sedang menderita sakit dan bahkan sempat sarapan. ”Tapi beberapa saat sesudah itu dadanya terasa sesak, karena yang bersangkutan memang mempunyai riwayat penyakit paru-paru basah, maka segera dilarikan ke RSUD RAA Soewondo, tapi akhirnya meninggal,”ujarnya.
Akan tetapi begitu tim tiba di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa itu, ternyata masih harus menunggu sekitar satu jam. Masalahnya, saat itu penggalian lubang makam di atas tanah milik pribadi keluarga almarhum yang berbatasan dengan batas pagar makam itu belum selesai, sehingga sambil menunggu tim pun mendapat bagian nasi kuburan untuk makan malam.
Selesai makan malam, ganti menunggu kedatangan jenazah yang semula akan dishalatkan di masjid setempat, tapi akhirnya dishalatkan di rumah. Sekitar pukul 23.00 jenazah yang dibawa mobil jenazah dari Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) RAA Soewondo pun tiba di TPU itu, dan di belakangnya mengiring sejumlah pelayat.
Berakhirnya pemakaman di TPU Plangitan, ternyata dalam waktu hampir tengah malam itu belum juga tugas tim untuk memakamkan jenazah dengan standar protokol Covid-19 ternyata belum juga berakhir. Saat tim berkemas ada salah seorang warga bertanya, apa akan kembali ke markas yang dijawab bergeser ke lain tempat.
Merasa penasaran atas jawaban salah sorang tim, warga itu pun bertanya lagi, dan setelah dijawab sedikit lebih detail orang tersebut terlihat merasa mendapat informasi kematian yang tidak salah. Yakni, tim selesai itu langsung berangkat ke Desa/Kecamatan Sukolilo, karena sudah ditunggu untuk memakamkan jenazah seorang perempuan yang sebelum meninggal sempat dirawat di RSUD Kayen.