SAMIN-NEWS.com, PATI – Minggu (29/11) tadi pagi saat banyak keluarga mengagendakan untuk berlibur, hal itu sebaliknya dengan apa yang harus dilakukan Tim Pemakaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati. Sebab, dua jenazah, keduanya perempuan secara terpisah harus dimakamkan dengan standar protokol Covid-19.
Karena itu, sesuai urutan yang kali dimakamkan adalah jenazah seorang perempuan, warga Desa/Kecamatan Margorejo, Pati dengan pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. Sebelum meninggal almarhumah sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Fastabiq Sehat di jalan raya Pati-Tayu, dan baru selesai sekitar pukul 09.30.
Baru sampai tiba dari lokasi pemakaman dengan kembali ke Posko BPBD, tim memanfaatkan kesempatan itu untuk sarapan pagi nasi bungkus berlauk mie goreng. ”Apa pun hal tersebut harus disyukuri karena yang penting adalah tubuh seluruh anggota tim ini mempunyai energi, sehingga bisa menggerakkan cangkul saat menguruk/menutup lubang makam,”selorih salah seorang anggota tim yang paling jenaka, dan sehari-hari akrab disapa sebagai Purnama.
Dari liputan langsung oleh ”Samin News” (SN), kendati keinginan tim untuk berharap bisa berlibur bersama keluarga di hari libur seperti sekarang ini, tapi hal itu hanyalah sekadar keinginan. Buktinya, ketika pagi-pagi harus melaksanakan tugas pemakaman, tanpa menyadari dari rumah sudah makan pagi atau belum, hal itu tidak diperlukan.
Dengan demikian, jika ada pihak nyang menaruh perhatian dengan menyediakan nasi bungkus, maka sudah semestinya jika hal itu disyukuri, karena sebagai penyumbang energi pada kekuatan tubuhnya. Terlepas dari hal tersebut, selesai sarapan pagi mereka juga langsung bergerak lagi menuju ke lokasi pemakaman, di TPK umat Kristiani.
Selesai kotbah dan doa kematian, maka tim pemakaman pun memasukkan peti jenazah ke lubang pemakaman. Untuk lokasinya, terhitung baru disediakan oleh pihak Yayasan Kematian Gotong Royong Pati, karena di lokasi tersebut baru ada tiga makam yang tengah dilakukan renovasi, dan di sebelahnya makam yang ke empat adalah makam almarhumah.
Menurut salah satu personel dari yayasan tersebut, Cik Man, sebenarnya almarhumah ini sudah uzur, dan selama ini menjadi penghuni Panti Jompo, karena pihak keluarga tidak bisa merawatnya dan banyak tinggal di Semarang. ”Dengan demikian, sehari-hari menjadi penghuni Panti Jompo, Panti Rukmi Pati,”ujarnya.
Sebelum meninggal, almarhumah yang statusnya adalah warga Desa Blaru, Kecamatan Pati itu, dirawat di Rumah Sakit (RS) Keluarga Sehat Hospital (KSH) Pati. ”Karena itu, peti jenazah yang membawa dari rumah sakit tersebut ke lokasi TPK Kristen Ngagul, adalah mobil ambulans dari rumah sakit itu,”imbuhnya.