Tim Balar Sajikan Konteks Arkeologis Struktur Bangunan Terpendam di Cacah

Kondisi terakhir struktur bangunan bermaterial batu merah atau batu bata yang ditemukan terpendam pada kedalaman bawah tanah sekitar 1 meter, di lingkungan Punden Mbah Gamirah, di Dukuh Cacah, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI-Dari survei yang dilakukan Tim Balai Arkeologi Yogyakarta, selain mengidentifikasi temuan juga melaporkan kepada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati dalam konteks arkeologi. Yakni, kemungkinan terbesar untuk struktur batu bata adalah sisa dari bangunan pendukung mata air Mbah Gamirah, di Dukuh Cacah Desa Sukoharjo, Kecamatan Margirejo, Pati.
Dimungkinkan bahwa struktur itu adalah bagian dari suatu bak air, maupun bagian dari bangunan berbentuk kotak. Asumsi tersebut didasarkan pada beberapa indikator bukti-bukti arkeologis yang dapat diamati secara langsung, dan indikator dimaksud sebagaimana laporan yang disampaikan oleh tim kepada pihak berkompeten, yaitu Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabuoaten Pati.
Kepala Seksi (Kasi) Cagar Budaya dan Kesejarahan Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabuoaten setempat, Trevita Puspita Hadi, mengutip laporan berkait hal itu menyebutkan, ada dua lapis batu bata. Yakni, di mana struktur bata yang diamati memiliki dua lapisan, di mana lapidan yang ditemukan pada struktur ini dinilai tim cukup menarik.
Sebab, bata dari dua lapisan itu berbeda dimensinya sehingga hal itu menunjukkan adanya dua masa pembangunannya. ”Lapisan bata pertama nampaknya berusia lebih tua daripada lapisan bata kedua di atasnya, atau yang menimpa, dan dua lapisan bata tersebut juga ditemukan pada struktur dinding penguat Sendang Mbah Gamirah,”ujarnya.
Hal tersebut, masih kata Trevita Puspita Hadi yang menyampaikan hasil pelaporan tim, menunjukkan adanya kemungkinan masa pembangunan yang serupa pula. Melalui pengamatan langsung tim Balar diketahui bahwa bata penyusun dinding penguat di lapsisan kedua, dimensinya sama dengan struktur bata di bagian permukaan yang ditemukan oleh warga.
Kesamaan dimensi ini adalah petunjuk, bahwa lapisan kedua struktur bata di atas dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan lapisan kedua dinding penguat sendang. Menguatkan asumsi bahwa struktur bata di bagian atas terkorelasikan dengan mata air, sehingga bukan makam kuna seperti yang telah diasumsikan oleh sebagian warga.
Dalam laporannya, tim juga menyampaikan tentang teknologi pembuatannya karena hal yang daoat diamati dari tekonologi tersebut adalah mengenai batu bata itu sendiri, dan bagaimana batu bata tersebut disusun. Diketahui bahwa bata penyusun dua lapisan struktur di bagian atas berukuran kecil, mendekati ukuran batu bata pada masa sekarang.
Dengan demikian hal itu menunjukkan bahwa struktur ini usianya dalam kerangka waktu madih relatif muda. ”Asumsi tersebut diperkuat oleh penggunaan spesi semen dan plester dengan campuran kapur, karena spesi dan plester semacam ini mulai banyak digunakan pada masa Kolonial, dan belum banyak dikenal pada masa-masa sebelumnya.”(sn)



Previous post CSR PT Sinar Indah Kertas juga Untuk Bedah Rumah
Next post Lanjutan Laporan Hasil Survei Struktur Batu Bata di Cacah

Tinggalkan Balasan

Social profiles