Mengapa Klenteng Hok Tik Bio Gelar Pertunjukan Wayang?

Semua yang berlangsung dan mewarnai rangkaian kegiatan di Klenteng Hok Tik Bio Pati, di bawah Ketua Umum KLenteng se-Kabupaten Pati, Eddy Siswanto, bersifat sosial untuk kepentingan masyarakat.(Foto:SN/dok-aed)


SAMIN_NEWS.COM  BARANGKALI ada yang bertanya, mengapa besok (Sabtu/ 21/9) malam Klenteng Hok Tik Bio Pati menggelar pertunjukan wayang kulit, di bulan Sura sebagaimana lazimnya adat istiadat suku Jawa, di mana bulan ini banyak menyelenggaraan acara ritual dengan tujuan masing-masing. Untuk pertunjukan wayang kulit di klenteng ini juga tak ubahnya, seperti kebudayaan suku peranakan Tionghoa yang sangat menghormati budaya peninggalan leluhurnya.
Apalagi, kata Ketua Umum Klenteng se-Kabupaten Pati, Eddy Siswanto, pergelaran wayang kulit oleh dalang Ki Bowo Asmoro, kali ini lebih terfokus pada penghormatan kepada leluhur yang oleh masyarakat Tiongkok hingga peranakan suku Tionghoa mengenalnya sebagai sorang ”Kongco” yang sangat dicintai rakyatnya. Yakni, Hok Tek Cing Sien, atau hingga sekarang dikenal sebagai ”Dewa Bumi” dengan patung-patungnya menempati deretan pertama di klenteng-klenteng.
Dengan sebutann dan pengakuan masyarakat atas kedudukannya tersebut, maka Hok Tek Cing Sien setiap menerima wahyu selalu berlangsung dalam penanggalan di bulan Sura. Karena itulah, pertunjukan wayang digelar masih dalam bulan tersebut, sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur peranakan Suku Tionghoa.
Lagi, pula saat ini lingkungan alam di negeri ini masyarakat juga menghapi musim kemarau panjang sehingga banyak yang mengalami kesulitan mendapatkan air besih. ”Karena itu dalam ritual untuk Dewa Bumi, kami pun akan memohonkan dan memanjatkan doa semoga Thian/Tuhan Yang Maha Esa segera memberikan kemurahan memberikan turunnya hujan,”ujarnya.
Tidak hanya itu, masih kata Eddy Siswanto, dalam ritual memanatkan doa melallui permohonan Dewa Bumi juga berharap, agar kebakaran hutan dan lahan yang sangat menyengsarakan saudara-saudara kita di Sumatra dan Kalimantan semoga juga cepat berakhir. Semua iti adalah atas kuasa-Nya, karena kita hanya bisa memohon dan berdoa agar bisa segera diberikan turun hujan.
Menjawab pertanyaan, Eddy Siswanto menambahkan, tentang Kongco Hok Tek cing Sien, nama aslinya ”Zhang Fu De, hidup di zaman Dinasti Zhou. Sedangkan nama lain Hok Tek Cing Sien adalah Thio Hok Tek, selain sejak kecil dikenal sangat pandai juga berhati mulia, sehingga hidup dengan penuh kasih terhadap sesama.
Dikisahkan, pada masa pemerintahan Kaisar Zhou Wu Wang,  Thio Hok Tek menjqbat sebagai menteri yang mengurusi pajak rakyat, dan wafat dalam usia 102 tahun. Pengantinya adalah Wei Chao, tapi sifatnya berbalik jauh denga Thio Hok Tek, sehingga banyak rakayat yang harus meninggalkan kampung halamannya untuk mencari kedamaian dalam hidupnya.
Dalam pencarian itulah seluruh rakyat justru lebih banyak memuja Thio Hok Tek, dan selalu mendambakan  sehingga kadang-kadang masih ada yang melihat,  Thio Hok Tek sering ditemani seekor harimau, ”Karena masyarakat semua memuja dan merasa sering mendapat pertolongan sehingga bisa keluar daru berbagain kesulitan, hidup maka akhirnya Thio Hok Tek pun ditasbihkan sebagai Dewa Bumi, Hok Tek Cing Sien,”imbuhEddy Siswanto.(sn) 
Previous post Yang Ini Perlu Direncanakan Agar Bisa Segera Disentuh
Next post Jalan ”Slilit” di Juwana

Tinggalkan Balasan

Social profiles