Kirab Budaya Klenteng Sedot Perhatian Puluhan Ribu Pengunjung

Pengunjung yang memadati kedua sisi tepi ruas jalan dalam Kota Pati  yang dilewati peserta Kirab Budaya Klenteng dalam rangkaian memeriahkan Tahun Baru Imlek 2571 di Tahun 2020 yang diselenggarakan Klenteng Hok Tik Bio Pati.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Kemeriahan kirab budaya klenteng di Tahun Baru Imlek yang diselenggarakan Klenteng Hok Tik Bio Pati bersama Kelompok Gusdurian, semakin mengundang antusiasme warga untuk berbondong-bondong melihatnya. Kendati harus menunggu dan berdiri di sepanjang kedua sisi tepi jalan raya dalam Kota Pati, hal itu tak menjadi penghalang karena budaya peninggalan leluhur suku bangsa minoritas di republik ini semakin menyedot perhatian mereka.

Terbukti dari tahun ke tahun setiap berlangsung peristiwa yang sama, jumlah pengunjung yang ingin melihat langsung tidaklah menjadi berkurang melainkan sebaliknya. Tidak hanya itu, jumlah pengunjung ke Klenteng Hok Tik Bio tiap hari terus mengalir hingga malam, dan kebanyakan mereka memburu objek-objek benda klenteng yang bisa dijadikan latar belakang dalam berfoto swadiri.

Hal itu, kata sesepuh klenteng yang bersangkutan dan juga salah satu dari dua koordinator Kelompok Gusdurian Pati, Eddy Siswanto, berarti sedikit demi sedikit masyarakat sudah mulai memahami bahwa klenteng bukanlah bagian dari agama. Akan tetapi sebuah budaya peninggalan leluhur suku bangsa Tionghoa, sehingga kalau di dalamnya terdapat pernik-pernik ritual itu hanyalah semata-mata bagian dari budaya tersebut.

Dengan demikian, kirab budaya dan kunjungan warga ke klenteng semakin membuka cakrawala pandang masyarakat sudah saatnya tidak perlu ada lagi perbedaan penyikapan budaya suku bangsa minoritas yang menjadi bagian dari budaya nasional kita. Karena itu, siapa pun harus sama-sama melestarikannya agar budaya tersebut tak lekang oleh zaman.

Menjawab pertanyaan, khusus untuk kirab budaya, Eddy Siswanto lebih lanjut menjelaskan, pihaknya melibatkan grup-grup brangsai baik dari Semarang, Kudus juga ada yang dari Kertosono, Kediri (Jawa Timur) selain barongsai Klenteng Hok Tik Bio Sendiri. Selebihnya pihaknya juga selalu mengundang grup reog dari Ponorogo.

Tidak hanya itu, perkumpulan drumband dari pondok pesantren atau perguruan Islam seperti dari Salafiyah Kajen, tiap tahun selalu diundang untuk memeriahkan kirab tersebut. Demikian pula perkumpulan sandiwara cerita tentang sejumlah dewa bersama pengikutnya seperti Tie Pat Kai (Dewa Babi)  dan Sun Go Kong (Dewa Kera) atau si Kera Sakti.

Sedikitnya sudah kali yang kedua dalam perayaan Tahun Baru Imlek grup tersebut diundang ke Pati, untuk memeriahkan kirab budaya tersebut. Karena banyaknya peserta kirab, maka yang masih menjadi kendala adalah pengangkutan peserta dari klenteng ke tempat start di Jl Pemuda , karena setiap kelompok peserta yang hendak melaksanakan kirab, seperti kelompok pemain barongsai terlebih dahulu harus pamitan ke klenteng.

Sedangkan kirab yang dilepas Bupati Haryanto dari Jembatan Kalidoro, di Jl Pemuda itu menempuh jarak sekitar tiga kilometer. ”Di sepanjang jalan yang dilewati peserta, seperti Jl Pemuda, Jl P Sudirman, Jl Kiai Saleh, Jl RA Kartini, Jl Tondonegoro dan Jl KH Ahmad Dahlan, dan jalan menuju kembali ke Klenteng Hok Tik Bio, yaitu Jl MH Thamrin dipadati warga sejak pukul 12.30.”imbuhnya.

Previous post Bangunan Puskesmas Kayen Sudah Dibongkar
Next post Tandu Dewa Bumi Saat Keluar dari Klenteng Hok Tik Bio

Tinggalkan Balasan

Social profiles