Sako Pramuka Penegak FWP Diperkenalkan Pembuatan Pupuk Organik Berbahan Tinja

Pramuka Penegak anggota Satuan Komunitas (Sako) Forum Wartawan Pati (FWP) dengan serius mengikuti penjelasan teori tentang pembuatan pupuk organik dari bahan baku tinja dari  inovator lingkungan, Wiryo.(Foto:SN/sako-aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI-Upaya untuk terus berinovasi pada akhirnya akan menjadikan seseorang cukup inovatif, dan pasti kreatif. Itulah gagasan-gagasan yang kini terus dicoba untik diimplementasikan para Pramuka Penegak anggota Satuan Komunitas (Sako) Forum Wartawan Pati (FWP).
Akan tetapi untuk bisa mewujudkan hal itu, syaratnya tidak perlu teori yang muluk-muluk, melainkan harus banyak kerja sedikit bicara. Karena hal itu akan menghasilkan karya nyata, bukan hanya sekadar bicara yang sudah pasti setiap orang, dan siapa saja  bisa melakukannya.
Itulah penekanan yang disampaikan salah seorang inovator tentang lingkungan, Wiryo ketika memberikan motivasi kepada Pramuka penegak anggota Sako FWP yang berpangkalan di Kampus Kehidupan kawasan TPA Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati. Sedangkan inovasi yang disampaikan, adalah pembuatan pupuk organik berbahan baku tinja.
Sebab, katany jika pupuk dari bahan baku kotoran hewan selama ini sudah banyak yang melakukan, tapi yang dari bahan baku kotoran manusia pihaknya sudah mulai merumuskan komponennya. Hal tersebut secara kebetukan, karena tugas sehari-hari sebagai orang dinas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), adalah mengelola pembuangan limbah domistik.
Dengan demikian, bahan baku untuk keperluan itu cukup tersedia di lingkungan TPA, karena saat ini sudah tersedia Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT). ”Limbah ini memang sesuatu yang tidak berharga, tapi dengan dinamika dan rekayasa dari sebuah inovasi, maka sesutu yang tdak berharga tersebut akan mempunyai harga,”ujarnya.

Semua itu, masih kata dia, tentu kembali pada kreativitas bagi yang mempunyai kemauan untuk memulainya. Pengertian pupuk organik berbahan baku tinja, hendaknya jangan diasumsikan bahwa hal itu sesuatu yang menjijikan, karena proses pembuatannnya akan dimulai jika kotoran manusia yang  sudah tertampung di IPLT sudah cukup lama mengalami proses pengendapan.

Dengan demikian, kandung gas methan di dalamnya sudah benar-benar netral sehingga secara fisik bentuknya berbentuk endapan lumpur. Endapan lumpur pada bak IPLT terakhir itulah yang harus diangkat dan ditempatkan di sekitar IPLT, agar terkena udara atau sinar matahari dan bila perlu sampai kering.

Setelah proses tersebut tuntas, maka endapan lumpur tinja dilakukan pengayakan agar benda-benda asing yang tercampur di dalamnya terpisahkan. Untuk proses berikutnya, tentu pencampuran formula dari bahan-bahan nonkimia, sehingga semua bahan pencampur semua serba yang organik, dan dari proses ini pupuk sudah busa diujicobakan pada tanam.

Jika ingin mengetahui indikator apa saja yang terkandung di dalamnya, tentu harus melalui uji laboratorium. ”Untuk kemasannya bisa berbentuk curai, tapi juga bisa diproduk dalam bentuk granole,”imbuh Wiryo.(sn) 

Previous post Uji TKK Bagi Penegak Anggota Sako FWP
Next post Dengan Perda Produk Peternakan yang Dijual Mempunyai Kepastian Hukum

Tinggalkan Balasan

Social profiles