Ketua Komisi C DPRD Pati, H Awi dan Ketua Komisi C DPRD Sidoharjo, Jawa Timur H Abdillah Nasih (kanan).(Foto:SN/aed) |
SAMIN-NEWS.COM PATI-Rombongan Komisi C DPRD Sidoharjo, Jawa Timur, dipimpin ketuanya H Abdillah Nasih, hari ini berkunjung ke Pati. Kunjungan tersebut berkait masalah infastruktur penanggulangan bancana, sehingga mereka diterima Ketua Komisi C DPRD Pati, H Awi di ruang gabungan DPRD setempat.
Dari jajaran eksekutif selain ikut mendampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Sanusi Siswo juga dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), masing-masing Laminto, Abd Aniq, dan Sumarto. Selesai menyerap permasalahan penanggulangan bencana, rombongan bermaksud ”memburu” kuliner di Pati.
Dalam pengantarnya, Ketua Komisi C DPRD Pati H Awi menyampaikan, bahwa untuk kondisi wilayah antara Pati dan Sidoharjo hampir-hampir ada kemiripan atau bahkan sama. Sehingga masalah kebencanaan yang sering dihadapi Pati, adalah banjir karena Pati merupakan bagian hilir dari alur Kali Juwana.
Karena itu, pihaknya minta kepada Kepala BPBD Sanusi Siswoyo, untuk menyampaikan penjelasan tentang terjadinya bencana di Pati. ”Selanjutnya permasalahan tersebut dilanjutkan dengan berbagi pengalaman, sehingga bisa dilakukan melalui tanya-jawab biar permasalahannya lebih fokus dan terarah,”ujarnya.
Komisi C DPRD Sidoharjo, Jawa Timur (kanan) saat diterima di ruang gabungan DPRD Pati dalam kunjungannya hari ini.(Foto:SN/aed) (Foto:SN/aed)
Kepala BPBD Sanusi Siswoyo menyampaikan kondisi pada saat terjadinya bencana, pada saat musim hujan adalah terjadinya banjir karena luapan air Kali Juwana. Alur kali tersebut mempunyai sidikitnya 26 anak kali yang berhulu di Lereng Pegunungan Kendeng dan juga Lereng Muria, dan dari Wilalung, Babalan, Kudus.
Untuk bencana bancir yang terdampak, selain di delapan wilayah kecamatan kadang-dang juga bertambah menjadi 12 kecamatan, tergantung tinggi rendahnya curah hujan. Sebaliknya, jika musim kemarau khususnya wilayah sisi selatan alur Kali Juwana mengalami kekeringan, sehingga harus melakukan droping air.
Selama musim kemarau ini, BPBD sudah melakukan droping air bersih ungtuk memenuhi kebutuhan warga, sudah lebih dari 1.000 tanki yang harus dilakukan siang dan malam. ”Selain kedua bencana tersebut masih ada bencana lagi, yaitu angin ribut dan tanah longsor dalam skala kecil, dan penanggulangan atau pemulihan pasca bencana kami bekerja sama dengan DPUTR dan 400 relawan tanpa bayaran.”
Sementara itu, Sekretaris DPUTR Laminto mengatakan, keberadaan alur kali yang men girim banjir ke Pati statugus kewenanganan penangannya bukan ada pada Pemerintah Kabupaten, melainkan ada pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jawa Tengah. ”Untuk penanganan pascabanjir DPUTR kabuoaten berkonsentrasi pada semua alur kali yang menjadi kewenangan kami,”imbuhnya.(sn/adv)