Kepala Seksi (Kasi) Administrasi dan Keuangan (Minku) Bulog Sub-Divre Pati, Suud yang ditugasi Perum Bulog tengah mendokumentasikan lahan yang menjadi alokasi lahan Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP) Forum Wartawan Pati Tahun 2018-2019) (FWP).(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Munculnya gagasan Forum Wartawan Pati (FWP) untuk mengoptimalkan setiap upaya menjaga keseimbangan lingkungan yang salah satu upaya tersebut adalah melakukan penanaman pohon, ternyata menarik perhatian banyak pihak. Itu pun bukan hanya sekadar ketertarikan dari upaya tersebut, melainkan diimplementasikan dalam bentuk partisipasi.
Salah satu yang tengah mencoba mencermati pelaksanaan gagasan dimaksud, tak lain dari Perum Bulog melalui program Corporate Social Responsibillity (CSR) yang dikelolanya. Sehingga salah satu BUMN itu menurjunkan petugasnya yang berada di Bulog Sub-Divre Pati, yaitu Kepala Seksi (Kasi) Administrasi dan Keuangan (Minku) untuk melihat dan mengeceka langsung kesiapan gerakan tersebut.
Alasannya, kata Ketua Pelaksana Gerakan Orang Tua Asuh Pohon (GOTAP) FWP, Wicaksono Adi Prabowo Yekti, karena upaya penanaman pohon yang dilakukan menggunakan pola GOTAP. Sehingga ada satu sisi yang menuntut kesiapan pihaknya, untuk mewujudkan pola itiu sesuai rencana yang digagas, yaitu tidak hanya sekadar menanam melainkan harus bertanggung jawab untuk memelihar/mengasuh sampai pohon yang ditanam benar-benar tumbuh.
Tanggung jawab tersebut tidak hanya berlangsung satu atau dua bulan, melainkan pada satu tahun pertama hingga empat tahun berikutnya. ”Dengan demikian, bila dalam proses pertumbuhan ternyata pohon yang ditanam oleh para partisipan sebagai orang tua asuh mengalami kegagalan atau mati, maka kami harus siap mengganti,”ujarnya.
Karena itu, katanya lagi, rentang waktu pertanggungjawaban pihaknya dengan para partisipan tersebut sangatlah panjang. Sehingga hal itu benar-benar sebuah tantangan dalam mewujudkan tanggung jawab terhadap setiap upaya menjaga keseimbangan lingkungan, sehingga pola sekadar tanam pohon kemudian ditinggalkan harus mulai ditinggalkan.
Sebab, selama ini pola tersebut yang sama-sama menelan biaya cukup besar ternyata tidak membuahkan hasil maksimal. Terbukti, di banyak lokasi untuk melakukan penanaman pohon tapi selesai itu sulit untuk ditemu, berapa persen pohon yang ditanam tersebut mampu tumbuh secara maksimal.
Berdasarkan kondisi dan realitas itu, FWP mencoba mengubah pola itu dalam bentuk partisipasi berupa nominal, di mana untuk satu batang pohon ditanam hingga tumbuh membutuhkan biaya sekitar Rp 100.000. ”Jika pihak Perum Bulog melakukan survei atas ketertarikannya terhadap gerakan FWP, tentu sudah semestinya karena gerakan yang tahap awal dipusatkan di kawasan TPA Sukoharjo sudah tersedia lokasi, secepatnya dialihkan ke lokasi lain,”tambahnya.
Ketertarikan terhadap gerakan tersebut sebelumnya juga datang dari perusahaan yang memproduksi kertas di Pati, yaitu PT Sinar Indah Kertas (SIK) yang sudah mengalokasikan CSR-nya untuk menjadi orang tua asuh pohon sebanyak 100 batang atau setara Rp 10 juta rupiah, disusul partisipasi lainnya dari jajaran Setwan DPRD Pati (7 batang pohon), dan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) 10 batang pohon.(sn)