Pati Tertinggal dalam Membabat Belantara Informasi Liar

SAMIN-NEWS.com  PATI – HAMPIR selama 3 X 24 jam sejak meninggalnya anggota Komisi IX DPR RI, H Imam Suroso asal Pati yang dikaitkan dengan dugaan positif terpapar virus Corana, Jumat (27/3) malam lalu sekitar pukul 20.50 WIB hingga sekarang, Pati benar-benar menjadi belantara liar maraknya informasi berkait hal tersebut. Masalah tersebut sudah tak bisa dibendung karena upaya untuk itu, pihak berkompeten dalam hal ini adalah pemerintah kabupaten (pemkab) setempat tertinggal beberapa langkah di belakangnya.

Apalagi upaya mencegah dan membabat liarnya belantara informasi informasi tersebut dilakukan hanya secara sporadis, maka belantara itu pun sudah semakin liar seperti onak dan duri. Padahal masalah itu sebenarnya bisa dicegah sejak malam tersiarnya kabat meninggalnya anggota DPR RI yang bersangkutan, atau minimal beberapa jam sesudahnya atau lebih minimal lagi pada Sabtu (28/3) pagi-pagi sekali.

Apa yang harus dilakukan, yaitu siaran keliling kota dengan mengerahkan kekuatan personel di jajaran yang berkompeten, seperti Dinas Kesehatan, Kominfo atau Satpol PP serta komponen lainnya. Dengan mobilitas yang tinggi itu, sampaikan kepada masyarakat tentang kondisi riil Pati serta tutup akses informasi bohong di hp masyarakat yang diageni para maniak penyebar hoaks seputaran masalah Covid-19.

Selebihnya maksimalkan siaran radio yang isinya mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan jangan panik dengan munculnya berita-berita hoaks tersebut. Siaran di radio itu harus hadir setiap saat atau diputar berulang-ulang atau secara terus menerus dalam jeda waktu tertentu secara rekaman  dan pemilik stasiun radio yang bersangkutan tentu tidak keberatan demi menciptakan ketenangan di masyarakat.

Sebab, dampak dari munculnya rasa panik masyarakat itu akhirnya berbuah pada tindakan yang dianggap paling benar menurut penalarannya. Seperti di Kampung Saliyan kawasan RW 2 yang merupakan tempat tinggal almarhum dinyatakan sebagai zona merah sehingga akses jalannya dijaga sejumlah personel yang melarang orang lain masuk, dan hal sama diikuti juga oleh beberapa kampung lain di sekitarnya.

Dari satu sisi hal itu memang bagus sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal tak diinginkan, tapi hal sama juga memicu ketegangan di antara warga. Sehingga sampai pada tataran yang lebih luas juga muncul isu-isu atau anjuran agar saat ini warga dari daerah lain tidak memasuki Pati, karena Pati dalam situasi darurat Corona, dan banyak informasi negatif lainnya yang menyebabkan terpuruknya daerah ini.

Di sisi lain juga muncul kekhawatiran masyarakat akan merebaknya penularan virus tersebut yang jelas dikaitkan dengan akibat meninggalnya almarhum anggota DPR RI itu, dan anggota keluarganya. Bahkan sampai orang-orang dekat dengan almarhum, seperti seorang anggota polisi juga terkena imbasnya meskipun meninggalnya orang itu karena penyakit lain, tapi secara kebetulan hal itu terjadi secara berurutan.

Belum lagi soal yang berkait dengan maraknya informasi tentang orang-orang yang melakukan kontaks langsung dengan almarhum sebelum meninggal, di antaranya Jumat (20/3) di Pasar Puri hal itu juga memunculkan kekhawatiran masyarakat akan terjadinya penularan virus tersebut. Memang hari ini sudah ada langkah dari berkompeten untuk menangani hal itu, tapi masih harus disertai upaya penjelasan tentang hasilnya, yaitu orang-orang tersebut positif atau negatif sebagai orang dalam pemantauan (ODP).

Kita tunggu….!!

Previous post Truk Tanki Ini Terbalik di Saluran Air Pinggir Jalan Raya Pati-Juwana
Next post E-Koran Samin News Edisi 30 Maret 2020

Tinggalkan Balasan

Social profiles