SAMIN-NEWS.com, PATI – Bulan April ini curah hujan masih intensitas sering dan cenderung tinggi. Curah hujan inipun tak terkecuali dialami di beberapa wilayah Kabupaten Pati. Musim hujan yang identik dengan disertai angin kencang membuat sejumlah masyarakat was-was lantaran apakah di wilayahnya diterjang angin tersebut.
Seperti halnya baru-baru saja yang terjadi dialami oleh Zainudin Arif di Dukuh Cepoko RT 06 RW 04 Desa Ngagel, Dukuhseti, Kabupaten Pati rumahnya diterjang hujan tinggi disertai angin kencang yang memicu tempat tinggalnya roboh tak kuat menahan guncangan oleh kekuatan alam itu.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah melalui badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Pati berusaha membantu meringankan beban yang dirasakan oleh dia. Maka dari itu, pihak BPBD memberikan bantuan logistik demi mengangkat moral agar tak alami kesedihan yang berlarut.
Kepala BPBD Pati, Budi Prasetyo menyebutkan karna hujan dengan intensitas tinggi dan disertai angin hingga akhirnya rumah Zainudin roboh. Rumah yang dindingnya terbuat dari gedek (anyaman bambu) serta tak cukup besar bangunannya porak poranda.
“Hujan yang disertai angin kencang membuat rumah tak kuat menahan,” ujarnya saat dihubungi reporter Samin News, Senin (13/4/2020).
Budi menambahkan, atap rumahnya ambruk serta gedeknya juga tak bisa lagi digunakan kembali. Meski kalau bisa harus dianyam atau digabungkan dengan sisa gedek yang masih layak untuk dipasang sebagai pengganti dinding. Model rumah yang masih tradisional ini, dari usuk maupun reng (kerangka) pun juga dari bahan bambu yang sudah agak lapuk termakan oleh lamanya waktu.
Bantuan logistik (banlog) oleh BPBD, masih kata dia, dibantu dengan berupa sembako seperti beras, minyak, mie instan, dan gula. Diketahui bantuan tersebut bisa digunakan sementara waktu untuk sekedarnya ada masih bahan dapur yang dimasak. Sehingga, diharapkan tak terlalu berpikiran untuk besok masak apa, karena sudah ada tandon bahan domestik dapur.
Dari bantuan ini yang meskipun tak banyak, akan tetapi sebagai pelipur para hati yang sedang dilanda kekacauan dan kesedihan. “Meringankan beban korban bencana karena untuk sementara harus mengungsi sambil menunggu perbaikan rumahnya,” pungkasnya.