Cilukba Corona

HAMPIR dua bulan kurang dua hari Pati di tengah-tengah situasi pandemi penyebara virus Corona (Covid-19), akhirnya memunculkan spekulasi ramal meramal dan othak-athtik gathuk yang tak lebih bagian dari perilaku sosial masyarakat karena sudah jenuh didera persoalan yang tak jelas bagian mana yang ujung dan bagian mana yang pangkal. Sehingga sudah ada yang melontarkan pendapat, bahwa Covid-19 ini sudah menjelang berakhir, dan bahkan ada yang menggunakan acuan penghitungan pranatamangsa seperti petani menanam padi maupun palawija.

Dengan demikian, kondisi tersebut akhirnya menggiring masyarakat masuk dalam lingkaran spekulasi seperti kalau mengajak balita bermain ”cilukba.” Yakni, jika ”ciluk” berarti kedua matanya harus ditutup dengan kedua tangan, dan saat ”ba” kedua telapak tangan yang menutup kedua matanya itu dibuka, sehingga menyikapi kondisi perkembangan Covid-19 saat ini antara sudah berakhir atau masih berlanjut belum ada kepastian.

Akan tetapi satu hal yang harus menyadarkan kita semua bahwa Corona ini adalah virus yang hanya bisa dilihat dengan alat bantu mikroskup, sehingga kita hanya sekadar tahu bahwa penyebaran dan menyerangnya pada bagian paru-paru manusia benar-benar cukup ganas. Karena itu ramal-meramal atau memperkirakan oleh orang yang tidak ahlinya, maka hasil analisis yang cepat melejit melalui media sosial (medsos) ini tak lebih adalah berita hoaks.

Apalagi, dunia manapun yang harus menghadapi pandemi virus tersebut, termasuk di republik ini adalah penyakit akibat mewabahnya virus baru. Dengan kata lain, upaya mengantisipasi dan memotong siklus berkembangnya sudah barang tentu masih bersifat coba-coba pula, sehingga langkah paling tepat adalah memberlakukan pengurangan perilaku sosial masyarakat, terutama di antara mereka sehari-hari harus menjaga jarak dan tidak melakukan interaksi secara langsung antara satu dan satunya,

Di sisi lain, jika saat ini pandemi virus Corona ini jangan disebut-sebut hampir berakhir tanpa bisa mejelaskan secara tegas kapan resmi berakhirnya, karena hal tersebut akan memancing masyarakat untuk berspekulasi seperti bermain dengan balita ”cilukba.” Maksudnya, jika ternyata virus Corona masih menyebar mereka akan menutup kedua mata, tapi kalau membuka matanya ternyata virus tersebut masih tetap menyebar ke mana-mana tentu semakin bertambah stres masyarakat ini.

Karena itu apa yang terjadi akhirnya bisa kita saksikan, kalau di Pati adalah seperti salah seorang perempuan warga di salah satu desa di Kecamatan Juwana, dan yang lain tentu sudah ada yang menghujat dan mengumpat Corona. Berdasarkan kondisi tersebut, untuk memastikan penyebaran Covid-19 benar-benar sudah berakhir, lebih baik berdasarkan fakta dan data riil pemerintah kabupaten/kota segera mengumumkannya.

Jangan biarkan masyarakat ini menunggu dalam ketidakpastian, seperti menunggu Godot saja. Salam waras….!!(sn)

Previous post E-Koran Samin News Edisi 13 Mei 2020
Next post Musim Panen Bantuan, Tapi Anak Muda yang Satu Ini Tak Kecipratan

Tinggalkan Balasan

Social profiles