Banyak PSK dari Provinsi di Luar Jawa Tengah Tak Bisa Kembali

SAMIN-NEWS.com  PATI (SN)  – Sedikitnya 160 perempuan pekerja seks komersial (PSK) yang terpinggirkan di kompleks Lorong Indah (LI) Desa/Kecamatan Margorejo, Pati, Lebaran tahun ini benar-benar kelabu. Bukan hanya faktor merebaknya penyebaran virus Corona (Covid-19) melainkan biaya untuk ongkos pulang kampung maupun sebagai buah tangan keluar Provinsi Jawa Tengah ke daerah asal, hampir sama sekali tidak ada.

Sebab, meskipun selama ini tetap melakukan praktik tapi para tamu lelaki hidung belang memang jarang yang berkunjung ke kompleks tersebut. Dengan kata lain, selama pandemi Covid-19 banyak yang memilih diam di rumah, sehingga harus tetap pelesir di kompleks itu adalah mereka yang merasa dirinya kebal terhadap serangan virus Corona.

Karena itu, kata Ketua RT di kompleks itu, Mastur, ketika datang petugas yang melakukan patroli baik siang maupun tengah malam dia menyampaikan kondisi itu apa adanya. Jika ada tamu, paling-paling lelaki yang sudah mempunyai pelanggan di tempat ini, sehingga bagi yang berasal dari luar Provinsi Jawa Tengah tidak mempunyai pelanggan tentu seperti lainnya, sama-sama sepi.

Bagi mereka yang berasal dari provinsi ini, untuk kembali ke tempat asal barang kali masih bisa dilakukan karena ongkosnya tidak terlalu besar. ”Untuk keperluan tersebut mereka bisa meminjam bank-bank ”plecit” yang banyak menawarkan jasa keuangan di tempat ini sehingga namanya kesulitan tentu tidak begitu maksimal seperti yang dialami mereka yang dari luar Jawa Tengah,”ujarnya.

Seperti yang dari Jawa Timur, misalnya, Malang, Kediri, Blitar, Tulungagung, Ngawi dan sekitar, masih kata Mastur, jarak tempuh perjalanannya naik bus tidaklah begitu memakan banyak ongkos. Sebab, dari Pati, langsung Purwodadi-Solo terus menuju Jawa Timur, tinggal ke mana tujuannnya tetap banyak kendaraan penumpang umum.

Demikian pula yang dari Jawa Barat, baik Bandung, Tasikmalaya, dan Sumedang juga tidak terlalu banyak memakan ongkos di perjalanan. Akan Tetapi yang berasal dari luar Jawa, utamanya Sumatra seperti Bengkulu, lampung jelas akan banyak mengalami kesulitan kalau balik ke tempat asal mengingat musim Corona.

Selain selama ini sepi dari para tamu yang mengunjungi, para perempuan ini oleh keluarganya untuk sementara juga tidak diperbolehkan pulang. Hanya masalahnya, bagi yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya tentu tetap membutuhkan biaya untuk keperluan hidup sehari-hari sehingga  dalam kondisi sepi seperti sekarang, tentu menjadi masalah tersendiri bagi mereka.

Dalam kondisi seperti itu, jika untuk sekadar kebutuhan makan semua menjadi tanggung jawab para induk semangnya. ”Padahal upaya dan harapan untuk pulang kampung pada Lebaran kali ini justru tidak bisa dilakukan, karena selain sepi penghasilan juga kesulitan kendaraan dalam perjalanan dan itu sudah pasti menyebabkan biayanya cukup tinggi,”imbuh Mastur.

Previous post Eddy Siswanto Kembali Ingat untuk Berbagi
Next post BPJS Naik Ditengah Wabah, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Tinggalkan Balasan

Social profiles