Penerima PKH di Dukuhseti Terpaksa Mundur Setelah Ketahuan Hapus Cat Labelisasi

 

Daftar hasil labelisasi di Kacamatan Dukuhseti yang ditulis dengan tulisan tangan.

SAMIN-NEWS, PATI – Kegiatan labelisasi rumah warga bagi keluarga penerima manfaat (KPM) sudah separuh desa yang terlaksana. Sudah dilakukan 6 (enam) desa dari jumlah 12 desa di Kecamatan Dukuhseti, Pati. Kegiatan itu, sudah dilakukan sejak awal bulan Mei. Dari yang sudah dilakukan labelisasi, ada beberapa KPM yang mengundurkan diri dari bantuan sosial. juga ada kpm yang mundur karena ketahuan cat labelnya dihapus oleh yang bersangkutan sendiri.

“Iya mereka (KPM) ada yang mundur, saat dilakukan labelisasi oleh petugas. 6 desa dari 12 desa di Kecamatan Dukuhseti. Dan ada yang mundur karena mereka menghapus cat labelisasi itu,” ujar Koordinator PKH Dukuhseti, Supriyanto saat dihubungi Saminnews, Sabtu (23/5/2020).

Dari 6 desa proses labelisasi tahap I ini, yang pertama Desa Dumpil, Desa Tegalombo, Puncel, Ngagel, Wedusan serta Banyutowo. KPM yang mundur itu, menurut Supriyanto, ada 55 KPM yang terbagi dari berbagai desa. Dari Desa Ngagel yang mundur ada 12 KPM dari 366 KPM. Desa Tegalombo ada 11 KPM yang mundur  dari 306 keseluruhan KPM, Desa Wedusan 10 KPM dari 289 KPM, serta 22 KPM dari Desa Puncel yang mundur dari 385 keseluruhan.

Akan tetapi, data yang direkap itu pihaknya mengakui masih belum lengkap. Lantaran belum sepenuhnya rampung. “Itu data sifatnya masih sementara, karena labelisasi kan belum selesai. Tapi pada bulan April sudah banyak yang mundur karena merasa mampu,” terangnya.

Dan ini juga ada kpm yang mundur setelah diberi label. Tapi pihaknya mengatakan belum sempat untuk input data.

Labelisasi yang dilakukan petugas pendamping bersama dengan pimpinan lainnya menimbulkan respon yang berbeda. Ada yang tetap menerima ikhlas rumahnya diberi cap keluarga ‘Pra Sejahtera’ dan ada pula yang berbanding dari itu atau menolak rumahnya diberi cap oleh pemerintah.

Memang, labelisasi mempunyai sisi yang positif dan sebaliknya. Akan tetapi, secara positif akan benar-benar terlihat siapa saja sasaran bantuan sosial. Karena bagi siapa saja akan bisa melihat rumah yang ada cap ‘Pra Sejahtera maupun yang kosong tak ada tulisan itu di depan rumah.

Di sisi lain, terlepas uang yang digunakan tersebut berasal dari rakyat. Tentunya ada ruang lain yang timbul, yaitu kesadaran dari rakyat dalam menilai dirinya sendiri apakah sudah mampu atau dirasa belum mampu.

Previous post Usulkan Pos Keamanan Laut dan Mercusuar
Next post PCNU Kabupaten Pati Ikut Aktif Sosialisasikan Sensus Penduduk Online 2020

Tinggalkan Balasan

Social profiles