SAMIN-NEWS.com, PATI – Warga Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Kota Pati, meminta kembali agar akses jalan lewat tanggul alur Kali Simo dikembalikan. Semula akses jalan itu dimanfaatkan untuk lewat anak-anak Sekolah Dasar (SD) saat berangkat maupun pulang dari sekolah sehingga tidak melintas di pinggir jalan raya Pati-Juwana yang ramai kendaraan truk-truk besar dan kendaraan lain yang melintas.
Sebab, anak-anak tersebut tiap pagi harus berangkat dari rumahnya di Dukuh Cangkring menuju SD di Desa Widorokandang dengan bersepeda, tapi tidak lewat di jalan raya melainkan di atas tanggul alur kali tersebut. Dengan demikian, para orang tuanya membuatkan jalan di atas tanggul dengan cara diperkuat menggunakan material ”paving block.”
Akan tetapi, beberapa tahun lalu, kata sejumlah warga, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana saat melakukan normalisasi alur kali tersebut membuang hasil pengerukan lumpurnya ke atas tanggul dan juga akses jalan itu. ”Dengan demikian, akhirnya jalan menjadi hilang dan anak-anak saat berangkat maupun pulang sekolah harus dijemput orang tuanya,”ujar Sukahar (52).
Hal itu dibenarkan beberapa warga lainnya, sehingga bagi yang tiap baru ada kesempatan mengantar dan menjemput anak berangkat maupun pulang sekolah tentu tidak masalah. Akan tetapi, kadang-kadang ada orang tua yang tidak mempunyai kesempatan karena kesibukannya, sehingga berdasarkan musyawarah mereka minta agar akses jalan di atas tanggul untuk anak-anak dikembalikan lagi.
Karena itu ada yang mencoba menghubungi salah sebuah perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha di pinggir alur kali dan juga di pinggir jalan di atas tanggul tersebut, untuk mengeruk dan membersihkan tanah yang menutupnya. Ternyata pihak perusahaan tidak keberatan, sehingga untuk memudahkan tanahnya boleh dimanfaatkan atau dibuang di lingkungan perusahaan yang sebelumnya lokasi itu bekas areal persawahan.
Terpisah Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, H Darno membenarkan bahwa warga memang pernah membuat akses jalan untuk putra-putri yang bersekolah SD di Widorokandang, tapi kemudian tertutup buangan tanah saat berlangsung normalisasi. ”Hal itu kami sampaikan ke pihak BBWS Pemali-Juwana ternyata pihak yang mempunyai wewenang itu tidak keberatan.”