
Achmadi, sebagian hidupnya untuk menaruh perhatian khusus kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus, meskipun sudah lima tahun purna sebagai Kepala SLB di Pati. Beginilah anak-anak berkebutuhan khusus dalam saling berbagi informasi dan mengakrabkan diri di antara mereka yang mebjadi peserta Perkemahan Jumat, Sabtu, dan Minggu (Perjusami) di halaman Kantor Eks-Karesidenan Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Anak-anak berkebutuhan khusus ini kelahiranjya adalah sebuah pemenuhan takdir atau suratan nasib dari-Nya yang tak bisa ditolak oleh siapa pun, maka bagi siapa saja yang diberikan kelebihan tidak seperti mereka, wajib hukumnya untuk menaruh kepedulian. Sehingga berbagai pola pendekatan dam penyelesaian masalah yang mereka hadapi, hanya orang-orang berkemampuan lebih yang bisa menuntaskannya.
Sebab, dalam kondisi kekurangan secara fisik dan mental yang melekat pada diri mereka, dipastikan tetap jadi bagian dari kehidupan yang tak bisa dipungkiri. Dengan demikian, berikanlah sedikit dari apa yang kalian punya, yaitu perhatian dan kadih sayang, serta dorongan semangat agar mempunyai rasa percaya diri dalam menatap masa depannya.
Karena itu, kata Achmadi yang selama ini lebih banyak kedekatannya dengan mereka meskipun sudah purna tugas sebagai kepala SLB di Pati, tapi tetap dipercaya untuk mengelola penyelenggaraan Perkemahan Jumat, Sabtu, dan Minggu (Perjusami) di tingkat wilayah eks-Karesidenan Pati. Kegiatan serupa juga secara periodik dilaksanakan untuk tingkat Jawa Tengah, tapi yang dilaksanakan saat ini adalah tingkatan wilayah eks-karesidenan.
Kegiatan tersebut secara khusus bisa diikuti oleh mereka , sehingga kepramukaan pun dengan materi secara khusus pula ditambah pentas seni. Sedangkan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, untuk instruksi atau aba-aba diberikan sesuai dengan kekhususan yang mereka sandang, seperti mereka menyandang bisu tuli tentu menggunakan bahasa isyarat.
Bagi yang tuna netra menggunakan perintah tertulis dengan huruf braille, dan kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya untuk penyandang tuna daksa, tuna grahita, anak berkebutuhan khusus lainnya, termasuk yang terakhir adalah anak-anak autis. ”Melihat kondisi dan kebutuhan khusus yang harus diberikan, maka salah satu upaya untuk mendorong tumbuh dan meningkaytnya rasa percaya diri, adalah melalui kegiatan perkemahan seperti yang tengah berlangsung sekarang,”ujarnya.
Melalui kegiatan tersebut, masih kata Achmadi, paling tidak mereka bisa berinteraksi dengan yang lain di luar pergaulan sehari-hari di sekolahnya. Dengan demikian, jika dengan biaya penyelenggaraan kegiatan seperti ini yang juga cukup besar, jangan pernah dipertanyakan apa target sasaran yang bisa dicapai, serta jangan ditanyakan pula, apa manfaat untuk mereka.
Dengan kata lain, dalam upaya memberikan hak-hak khusus kepada mereka ini, ukurannya bukanlah keberhasilan capaian sasaran, melainkan memberikan rasa percaya diri, bahwa mereka pun bukan hanya sendiri. Apalagi, jika kita yang diberikan kenormalan ini bisa menaruh sedikit kepedulian terhadap mereka dengan menyediakan diri secara khusus untuk lebih dekat dengan mereka.
Sebab, anak-anak ini sebenarnya tetap punya hak sebagaimana hak anak lainnya yang nonkebutuhan khusus. Akan tetapi, mereka ini hanya bisa diam, tak pernah bisa menuntut apa yang sudah diberikan dan apa pula yang sudah mereka peroleh atas apa yang menjadi hak-haknya, sehingga sedikit perhatian secara khusus seperti penyediaan fasilitas mereka untuk bertemu secara bersama-sama ini sungguh suatu yang luar biasa.
Khusus untuk penyelenggaraan perkemahan seperti sekarang, ini adalah kali yang ketiga, tapi jika ditambah penyediaan kegiatan pertemuan lain dalam satu wadah untuk berinteraksi, lengkap dengan fasilitas khusus yang dibutuhkan, hal itulah sebenarnya merupakan wujud sebuah kepedulian khusus. Maksudnya, apa salahnya jika lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga sosial lainnya menaruh kelebihan sedikit untuk apa yang mereka butuhkan, tentu upaya pemenuhan hak mereka tidak terbaikan.
Pertimbangannya, mereka tidak hanya sekadar membutuhkan pendidikan secara khusus tapi juga kebutuhan-kebutuhan lain, untuk berekspresi untuk kemampuan khusus yang mereka milik. ”Misalnya, mereka yang ahli di bidang seni musik juga diberikan fasilitas untuk tampil bersama-sama, dan untuk kemampuan membuat kerajinan juga dibantu upaya pemasarannya,”imbuh Achmadi.(sn)