Bongkahan batu bulat lonjong terdapat di gundukan yang ditengarai sebagai makam Ki Ageng Kemiri, di Desa Sarirejo yang tak terawat. Kali pertama seorang warga setempat membersihkan gundukan bebatuan tersebut yang terletak di tanah pekarangan milik mantan Kepala Desa (Kades) setempat, Hadi Soedarmo (alm).(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Dalam menggelar pertunjukan sebagai bagian dari bakti sosial grup Ketoprak Laras Budaya Pati, di Dukuh Ngipik, Desa Kutoharjo, Kecamatan Kota Pati, nanti malam akan menampilkan sebuah cerita Ki Ageng Kemiri. Sedangkan nama tokoh itu, ternyata tidak atau bahkan sama sekali tidak dikenal oleh warga Desa Sarirejo yang bersebelahan dengan Dukuh Ngipik.
Dengan demikian, gundukan bebatuan di pekarangan milik keluarga mantan Kepala Desa (Kades) Sarirejo, Kecamatan Kota Pati, Hadi Soedarmo (alm) yang diperkirakan sebuah makam cukup tua tersebut sama sekali tidak terawat. Sehingga berbeda jauh kondisinya dengan makam-makam di kemiri yang konon juga trah penguasa di Kadipaten Pati.
Sebut saja di Situs Genuk Kemiri terdapat makam Adipati Kembang Joyo yang konon juga berputra seorang Adipati cikal bakal berdirinya Pati, Raden Tambranegara yang sudah ada jauh sebelumnya. Makam yang disebut terakhir berada di Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Kota Pati, dan satu lagi makam Adipati Tondonegoro, putra Tambranegara.
Sedangkan makam lainnya yang ada di Kemiri yang cukup teramat dengan baik dan ada pada masa Ki Ageng Kemiri, adalah Eyang Tjokro yang sebenarnya ditengarai sebagai pengikut setia Ki Ageng Kemiri, dan sama-sama dari Majapahit yang runtuh setelah menyusul berdirinya Kerajaan Demak Bintoro.
Kerajaan Islam pertama di Tanah Jawa yang tidak berumur panjang tersebut juga mengalami keruntuhan, kemudian berdiri Kerajaan Pajang hingga Mataram, saat masih berupa sebuah desa. Pada masa-masa itulah Ki Ageng Kemiri sudah menempati Bumi Kemiri, karena terjadi perkawinan antara ki ageng tersebut dengan Rara Jenar.
Rara Jenar sendiri, adalah adik perempuan Ki Ageng Penjawi, dan Ki Ageng Penjawi adalah putra Ki Ageng Ngerang III dari perkawinannya dengan putri Kanjeng Sunan Kalijaga, Rara Panengah. Sebenarnya dalam perkawinan yang cukup lama tersebut Ki Ageng dan Nyi Ageng Kemiri, belum dikaruniai putra.
Akhirnya mereka mengangakat anak asuh putri Ki Ageng Penjawi, yaitu Waskito Jawi, kakak perempuan Wasis. Dari upaya tersebut, Ki Ageng Kemiri dan Nyi Ageng Kemiri dikaruniai dua putra yang laki-laki bernama Mashadi, dan yang perempuan adalah Rara Suli yang makamnya bersebelahan dengan ibunya juga berlokasi di pekarangan milik penduduk Kemiri.
Akan tetapi kedua makam ibu dan anak tersebut selama ini cukup terawat dengan baik meskipun lokasinya di tempat terbuka, sehingga berbeda dengan Ki Ageng Kemiri. Padahal, dari nama yang bersangkutan sebelum meninggal juga memberi nama lain Kemiri yang sampai sekarang menjadi nama desa, Sarirejo.
Nama tersebut berasal dari nama asli Ki Ageng Kemiri, yaitu Djosari sehingga orang dengan mudah menyebutnya sebagai nama Sarirejo, kepanjangan dari Djosari. Namun sayangnya tidak banyak warga yang mengetahui cikal bakal nama Desa Sarirejo , adalah berasal dari nama Ki Ageng Kemiri Djosari.(sn)