SAMIN-NEWS.com, PATI – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati, pada tahun 2020 ini belum merilis ulang bagi warga yang termasuk dalam kategori miskin. Data kemiskinan masih mengacu dengan data tahun 2019 kemarin. presentasi warga Kabupaten Pati yang berada digaris kemiskinan berada di angka 9,46 Persen atau sebanyak 118.976 dari sekitar 1,4 juta jiwa penduduk.
“Penghitungannya per bulan Maret pada tiap tahun, akan tetapi pada bulan Maret yang lalu hingga sekarang ini belum dilakukan,” kata Kepala BPS Pati Anang Sarwoto saat dihubungi media Saminnews, Kamis (4/6/2020).
Pasalnya, timbulnya wabah pandemi semua elemen masyarakat, pun instansi pemerintah terdampak akibat virus ini. Serta Badan Pusat Stastistik (BPS) Kabupaten Pati mengaku belum menghitung secara pasti angka kemiskinan setelah adanya Covid-19. Yang diketahui, di daerah Pati pada waktu itu sudah ikut merasakan imbasnya.
Dengan begitu, data tersebut belum bisa dijadikan acuan sebagai penilaian kemiskinan di daerah Pati. Hal itu mengingat, karena pemerintah melalui BPS belum mengupdate data yang bisa jadi sudah berubah. Karena, sifatnya sendiri dinamis bukan statis atau pasti.
“Dengan diberikannya jaring pengaman sosial oleh pemerintahan kepada rakyat, semoga bisa membantu dan mengurangi dampak covid-19,” imbuh Anang.
Sekian banyak jenis bantuan sosial yang digelontorkan oleh pemerintah dalam rangka melindungi konsumsi masyarakat itu sendiri. Dan BPS belum bisa memastikan angka kemiskinan di Pati naik atau sebaliknya.
“Indikator penilaian dalam mengukur kemiskinan yang dipakai dengan melihat Konsumsi rumah tangga,” terang Anang lebih lanjut.
Ketika kita cermati, banyak aspek dan lini kehidupan yang terdampak. Bahkan tempat pariwisata, restoran juga ada yang ditutup, Hotel ditutup menjadi tanda yang bisa kita lihat sendiri. Pasalnya, pemerintah menganjurkan lebih banyak beraktivitas di rumah (stay at home) maupun pada lingkungan kerja dengan menerapkan work for home.