Urukan Untuk Ruas Jalan di Lingkungan Kolam Tambat Kapal Harus Tanah Normal

SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika di kawasan lokasi kolam tambat kapal di sekitar Pulau Seprapat Desa Bendar, Kecamatan Juwana, harus tersedia akses jalan hal tersebut tentu akses ruas jalan baru. Dengan demikian, tahapan pelaksanaan pekerjaannya harus benar mendapat perhatian pengawasan dari perugas pengawas yang ada di lapangan, agar hasilnya benar-benar maksimal

Apalagi, jika informasi bahwa untuk ruas jalan baru itu konstruksinya menggunakan rigit beton maka mulai dari urukan dan pemadatan awal menggunakan tanah normal. Karena itu satu hal yang tak boleh diabaikan adalah latar belakang lokasi paket pekerjaan itu asal-usul tanahnya harus jelas, agar tidak salah dalam menentukan penggunaan materialnya.

Maksudnya, kata personel teknis Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Samijan, jika tidak salah waktu itu lokasi tanah tersebut adalah bekas lahan tambak milik warga. ”Kami mengetahui hal itu, karena pernah mengerjakan pekerjaan jalan yang juga menggunakan konstruksi rigit beton di depan Pulau Seprapat,”ujarmya.

Karena itu, masih kata dia, kondisi lahan tersebut dasarnya tentu endapan lumpur karena lahan tambak tetsebut dikerjakan sudah bertahun-tahun. Dengan demikian, sebelum diulakukan pengurukan dan pemadatan tanah normal, endapan lumpur tersebut harus dibuang kemudian lokasi lahan yang masih basah harus ditunggu sampai benar-benar kering.

Jika hal itu mengingat waktu, maka lapisan paling bawah setelah endapan lumpur dibersihkan jangan langsung ditutup/dipadatkan dengan tanah uruk.  Akan tetapi lebih baik terlebih dahulu dipasang geotekstil untuk menghindari, agar saat terjadi beban berat endapan lumpur tidak mencuat ke permukaan karena permukaannya sudah diisi tanah uruk dan dipadatkan.

Dengan demikian, hasil upaya pemadatan benar-benar maksimal baru dilakukan pekerjaan tahapan berikutnya sampai pada tahapan pengecoron beton. ”Selain itu akan lebih baik jika rigit beton juga diperkuat penulangan besi, karena beban jalan untuk konstruksi tersebut kita tidak pernah tahu ke depan kendaraan jenis apa saja yang akan melintas di atasnya, atau kita tak pernah tahu berapa beban yang diterima oleh konstruksi jalan tersebut,” tandas Samijan.

Previous post E-MAJALAH EDISI XII (RUTINITAS BUDAYA YANG HILANG)
Next post Persiapan Pembangunan Lapangan Rumput Stadion Joyo Kusumo Pati

Tinggalkan Balasan

Social profiles