SAMIN-NEWS.com, PATI – Objek wisata di Waduk Gembong semenjak ditutup pada akhir bulan April lalu, hingga saat ini masih sama. Yakni masih belum dibuka bagi para pengunjung yang hendak melihat panorama alam waduk dengan background Gunung Muria.
Hal ini dimaksudkan agar objek wisata tidak menjadi tempat kunjungan yang pada akhirnya timbulnya kerumunan massa. Padahal, untuk saat ini warga diimbau agar tak berkerumun dan menerapkan physical distancing guna antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Meski begitu, beberapa warga mengunjungi destinasi wisata Waduk Gembong. Yang pada akhirnya kecelek (tertipu) lantaran belum mengetahui perihal penutupan objek wisata di Kecamatan Gembong tersebut.
Jauharotun Nuriya (27) warga Semarang dan Latifatun Nikmah (24) dari Trangkil, Pati yang berkunjung ke objek wisata Waduk, akan tetapi pada akhirnya tak bisa masuk karena nyatanya masih ditutup oleh pengelola objek wisata.
“Sebenarnya pingin berlibur ke sini (waduk), tapi sampai sini, eh ternyata masih belum dibuka oleh pengelolanya, bincangnya kepada awak media Saminnews, Selasa (16/6/2020).
Lebih lanjut, Nuriya menuturkan, dari Semarang berkunjung ke rumah temannya (Latif) untuk mengajak liburan di Objek Wisata Waduk Gembong. Tetapi, pasalnya diantara keduanya belum mengerti terkait penutupan oleh pengelola itu, dengan demikian langsung saja menuju lokasi yang dituju, paparnya.
Senada dengan itu, Latif menambahkan tak tahu penutupan di Waduk Gembong. Jadi, ketika diajak tinggal meng-iya-kan dari ajakan temannya tersebut. Pasalnya, meskipun sebagai warga lokal Pati, namun belum tahu juga dengan penutupan itu.
“kalau misalnya saya tahu, jadi tidak mau ke sini saat diajak. Kan juga kasihan temanku jauh-jauh dari Semarang, tapi tak bisa masuk. Tujuannya juga pingin main ke Pati,” tambah dia.
Penutupan akses jalan ini, dilakukan di pertigaan makam Jalan Dukuh Selorejo, Desa Gembong menuju ke objek wisata. Selain itu blokade juga diberlakukan di jembatan ujung Waduk Seloromo yang berbatasan langsung dengan Desa Pohgading.
Penutupan hanya dilakukan dengan menggunakan pagar pembatas yang terbuat dari bambu. Kemudian di atas jembatan, tertera spanduk membentang yang bertuliskan “Lokcdown” dan “lawan Covid-19”.