SAMIN-NEWS.com, PATI – Munculnya saran dari dinas teknis agar urukan untuk konstruklsi jalan harus menggunakan tanah yang benar-benar dalam kondisi normal, maka upaya mengeruk endapan lumpur di lokasi untuk jalan lingkungan kolam tambat kapal itu terus dilakukan. Pengerukan endapan lumpur untuk di buang di lokasi lain, saat ini sudah mencapai kedalaman hampir satu meter.
Dengan demikian, untuk membuang endapan lumpur itu harus dilakukan menggunakan dump truck pengangkut. Hal inilah yang akhir-akhir ini justru menyita banyak waktu, karena jika hal itu bisa secepatnya dilakukan maka upaya pengurukan dan pemadatan dengan tanah yang benar-benar normal sudah bisa dilakukan.
Apalagi, kata Site Manajer rekanan pemenang tender hasil kerja sama operasional (KSO) PT Aneka Tata Sarana Pati, Amin, endapan lumpur yang harus diubuang dari lokasi lahan itu tidak hanya terbatas untuk lokasi konstruksi jalan saja. ”Sebab, pada lahan lain di lingkungan kolam tambat kapal juga harus dibuang dan diganti dengan tanah normal,”ujarnya.
Melalui upaya tersebut, maka lahan di lingkungan kolam tambat kapal yang urukan dan pemadatannya bisa maksimal bukan hanya yang semata-mata untuk paket pekerjaan akses jalan sebanyak dua jalur, masing-masing panjang 450 meter. Akan tetapi, semua lokasi lahan di lingkungan tersebut urukan dan pemadatannya menggunakan tanah normal.
Akan tetapi khusus untuk konstruksi jalan, tentu harus dilakukan dengan standar teknis konstruksi jalan. Sebab, akses jalan tersebut nantinya menggunakan konstruksi rigit beton, sehingga landasan awalnya memang harus benar-benar maksimal pemadatannya, sehingga jika sekarang terdapat urukan tanah yang sudah diratakan tersebut, bukan itu konstruksinya.
Urukan tanah yang ada saat ini, adalah untuk akses jalan dump truck pengangkut lunmpur nyang harus dibuang. ”Jika pekerjaan itu sidah tuntas, maka tanah uruk tersebut harus dibongkar lagi untuk dipadatkan karena kondisi tanahnya memang benar-benar normal, sehingga tetap akan kami manfaatkan,”tambahnya.