Pilih Bekerja Daripada Diisolasi, Masyarakat Pasar Menghindari Rapid Tes

SAMIN-NEWS.com, PATI – Banyak pedagang di Pasar Kuniran, Kecamatan Batangan pada hari Kamis (25/6) hari ini, yang menutup ruko atau tempat lapak dagangannya. Memang di pasar itu punya hari pasaran tersendiri, yaitu pada hari Selasa, Jumat dan terakhir hari Minggu.

Akan tetapi, lain soal yang terjadi di pasar tersebut. Sebab, di tengah pasar beredar isu yang menyatakan bahwa pada hari Kamis hari ini akan digelar Rapid Test bagi pedagang pasar. Selanjutnya, bagi pedagang yang di rapid test harus membayarkan sejumlah uang Rp 300 ribu kepada petugas. Hal ini yang membuat pedagang merasa ogah untuk ikut rapid test.

“Saya dengar informasi rapid test (di Pasar Kuniran) kemarin, dan harus membayar 300 ribu. Makanya, banyak pedagang yang menutup tokonya guna menghindari petugas berwenang untuk rapid,” kata seorang pedagang setempat yang namanya disamarkan.

Menurutnya, pedagang yang menutup tokonya sekitar sebelum petugas kesehatan datang ke lokasi pasar untuk proses observasi lapangan. “Kalau tadi pagi, pedagang sempat buka. Tapi, ketika petugas kesehatan dan kepolisian datang di sini, banyak yang bergegas menutup toko. Ada yang pulang ada yang pergi, pada intinya menghindari untuk dirapid,” tambah yang bersangkutan.

Sementara itu, mindset masyarakat lebih memilih bekerja seperti biasa daripada (misalnya) bahwa dirinya mengetahui apakah terpapar virus corona (Covid-19) yang kemudian akan diisolasi di Hotel Kencana. Karena, pada saat isolasi merupakan waktu yang sangat menjemukan yang tidak bisa bergerak bebas, hanya dikurung di dalam kamar selama 14 hari.

“Gini ya mas, isolasi di Hotel Kencana kan selama 14 hari. Lantas, tak bisa bekerja, hanya makan, minum di ruangan yang itu-itu saja. Justru malah menimbulkan badan pegel semua,” ucapnya.

Makanya, banyak pedagang lebih memilih menghindar. Daripada, nanti ketahuan ada gejala mirip Covid-19 meski tidak positif. Tapi pada akhirnya tetap akan dimasukkan untuk karantina di Hotel Kencana.

Sebenarnya apakah lebih penting menjaga kesehatan atau apakah menjaga rutinitas kerja. Karena pada porsi tertentu, kerja merupakan keharusan untuk mencari pencaharian penghidupan. Akan tetapi, tidak bisa dilepaskan dengan namanya kesehatan. Jika, seseorang sakit, secara logisnya tidak akan mampu secara maksimal dalam tugas pekerjaan.

Dengan kejadian seperti ini, menjadi bahan evaluasi tersendiri bagi pemerintah untuk lebih masif dalam mensosialisasikan betapa pentingnya menjaga kesehatan. Disisi lain, pemerintah juga  harus mempunyai alternatif yang ditawarkan pada saat seseorang dikarantina guna dijamin kebutuhan pokok atau ganti rugi waktu selama meninggalkan pekerjaan.

Previous post Tunggu Rekomendasi, 30 Wisata di Kota Semarang Siap Dibuka
Next post Eddy Siswato, Membuat Telur Berdiri Tegak Bagian Ujungnya adalah Fenomena Tersendiri

Tinggalkan Balasan

Social profiles