Kemasan madu dalam botol isi seperempat kilogram salah satu kegiatan usaha penjualan yang dirintis Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati (FWP).(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Kumpulan Pramuka Penegak yang tergabung dalam Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati (FWP), mulai belajar melakukan kegiatan usaha penjualan produksi madu. Untuk sementara, kemasan madu dalam botol tersebut berisi seperempat kilogram dengan harapan konsumen bisa menjangkau harga jualnya.
Mengingat kegiatan usaha ini menjadi bagian dari upaya pembentukan karakter jiwa Pramuka yang mandiri, maka bagi konsumen yang berminat menyokong kegiatan usaha tersebut bisa melakukan kontak dengan pembinanya, Andik Aristiawan. Sedangkan pusat penjualan berada di pangkalannya, Kampus Kehidupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.
Pembina Sako Pramuka Penegak FWP yang bersangkutan, Andik Aristiawan ketika ditanya membenarkan, karena konsep dalam membina pramuka dewasa ini harus lepas dari ketergantungan dalam bentuk apa pun. Sehingga kegiatan usaha yang diharapkan bisa menopang untuk membiyai kegiatannya, salah satu cara yang dilakukan adalah berjualan madu.
Dari omset penjualan per botol Rp 40.000 setelah dipotong biaya pengadaan madu jenis bunga kopi dan kapuk randu, dan kemasannya, serta jasa yang mengedarkan ke konsumen paling tidak masih bisa menyisihkan pendapatan Rp 3.000 per botol. ”Dari himpunan sisa omset penjualan itulah, Sako bisa menghimpun untuk kas,”ujarnya.
Dengan demikian, masih kata dia, jika bagian penjualan benar-benar produktif dan maksimal maka mereka paling tidak mencari sumber pendapatan untuk membantu memenuhi kebutuhan sendiri, agar tidak sepenuhnya bergantung kepada orang. Sedangkan upaya lebih fokus untuk bisa mengisi khas Sako, tahap berikutnya mereka juga dipersiapkan untuk bisa berjualan sayur-mayur maupun bibit tanaman.
Khusus yang disebut terakhir, untuk usaha pembibitan kepada anggota Sako juga diberi kesempata untuk belajar. Akan tetapi pelaksanaan masih menunggu sampai hujan mulai turun, sehingga waktu yang tetsedia tidak terlalu banyak tersita untuk melakukan penyiraman mengingat pertemuan setiap pekan hanya berlangsung sekali pada, hari Minggu.
Berkait dengan penjualan sayur juga dijadwalkan untuk dimulai saat musim hujan, karena uji coba tanaman sayur kini masih terus dilakukan apa yang cocok ditanam di kawasan lingkungan TPA. Uji coba tanam yang sudah dilakukan, dan hari sisi hasil juga menjajikan adalah sayur jenis kangkung cabut, sawi, gambas, dan pare welut.
Untuk jenis sayur yang disebut terakhir besar kemungkinan belum memasyarakat, sejhingga pihaknya pun sudah mempersiapkan biji pare untuk benih. ”Jumlahnya sudah terkumpul ribuan, dan kini tengah dikemas untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang berminat menanamnya,”katamya.(sn)