SAMIN-NEWS.com, PATI – Adanya kenaikan kekhawatiran publik terhadap keberadaan Pancasila dari usulan Dewan pusat menjadi magnet tersendiri di daerah, yang dalam hal ini juga direspons oleh lintas tokoh di wilayah Kabupaten Pati. RUU HIP menjadi medan magnetik yang terus disoroti masyarakat karena dampaknya akan memicu keresahan.
Hal tersebut diungkapkan juga oleh Ketua Himpunan Putra-Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) pimpinan Cabang Pati, Dirgahayu Irawati. Dimana konsekuensi terhadap RUU HIP itu akan menambah pertikaian dan di tengah masyarakat atas perubahan Pancasila.
“Hipakad cabang Kabupaten Pati menolak Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Karena, tidak lain akan memicu eskalasi (kenaikan, pertambahan, red) konflik terhadap perubahan Pancasila,” kata dia saat dikonfirmasi Saminnews.
Menurut Irawati, Pancasila harus dijaga dari oknum-oknum yang ingin menggerogoti keabsahan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Kemurnian Pancasila tetap terjaga jika tidak ada sekelompok orang yang ingin, katanya memperkuat ideologi Pancasila. Padahal, tubuh Pancasila merupakan suatu yang finally, tidak boleh direduksi dengan konsep tiga sila (Trisila) ataupun empat sila (ekasila).
Oleh sebab itu, Hipakad bersama dengan sejumlah tokoh lintas agama, tokoh masyarakat hingga pemuda Kabupaten Pati juga Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mengadakan deklarasi terhadap penolakan RUU HIP oleh DPR RI tersebut agar dibatalkan.
“Pancasila merupakan Ideologi sebuah pandangan kehidupan, oleh karenanya tidak boleh ada perubahan. Dan, sikap kami (Hipakad) akan selalu berasarkan UUD 45 kemudian Pancasila,” terang Irawati.
Dalam semboyannya, Irawati mengungkapkan bahwa semboyan Hipakad yang dipakai adalah dengan mengusung konsep satu jiwa, satu korsa, satu komando dan terakhir NKRI harga mati.