Lawak Sesat Kalung Anti Virus Corona

SEPERTI kehabisan akal, ketika para pakar vaksin masih berjibaku mencari formula penangkal virus corona, secara mendadak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo muncul dengan tiba-tiba dengan kalung ajaibnya yang diklaim dapat membunuh virus corona.

Pernyataan Syahrul tentu saja memancing kontroversi dipermukaan. Banyak pihak yang menyangsikan klaim kalung yang diberi nama “Anti Virus Corona Eucalyptus” itu. Tentu cukup sulit diterima nalar bahwa kalung berbahan Eukaliptus tersebut mampu mematikan virus yang telah memakan setidaknya lebih dari 500 ribu orang diseluruh dunia itu.

Ditambah lagi dengan cara kerjanya yang tergolong ajaib tersebut. Dalam penjelasannya, kalung tersebut akan mengeluarkan aroma melalui pori pori kemasan produk tersebut. Konon, semakin lama kita menghirup, semakin banyak pula virus yang akan mati karena produk tersebut. Ajaib! Dan untuk meyakinkan kesemua pihak, kini Syahrul memakai kalung tersebut kemana mana bak jimat keselamatan dari dukun paling sakti di muka bumi.

Kita semua tahu, temuan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian tersebut sejatinya cuma jamu herbal yang berfungsi sebagai aromatherapy. Menyebar klaim bahwa kalung eukaliptus itu dapat membunuh virus corona sungguh tak bertanggung jawab. Apalagi, seperti diakui sendiri oleh tim penelitinya, produk itu baru mendapat izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan sebagai jamu. Klaim hiperbolik Menteri Syahrul jelas menyesatkan masyarakat.

Sebanarnya, dari pada sibuk memproduksi kalung yang belum tentu gunanya tersebut, lebih baik ia menyelesaikan pekerjaan rumahnya di bidang ketahanan pangan. Pagebluk covid jika dikhawatirkan akan membahayakan ekonomi jika rantai produksi bahan pangan tidak dijaga secara seksama. Urusan mencari vaksin biarlah menjadi pekerjaan Kementerian Riset dan Teknologi serta barisan peneliti yang sudah bekerja keras di seluruh laboratorium yang ada di Indonesia.

Jika memang bukan sekedar cari sensasi, seharusnya pihaknya lebih memikirkan sektor ketahanan pangan. Bukan malah merembet ke sektor lain yang bukan bidangnya, tapi kalau tujuannya ngelawak saya rasa memang cukup lucu pak !

Previous post Pasar Gembong Seharusnya Masuk dalam Daftar Cagar Budaya
Next post Bangunan Lama Pasar Gabus, Lengkap dengan Tradisi Budaya Masa Lalu

Tinggalkan Balasan

Social profiles