SAMIN-NEWS.com, PATI – Sebagian anggaran dari pusat dalam bentuk Bantuan Keuangan (Bankeu) banyak yang dipotong oleh pemerintah pusat. Hal ini, lantaran anggaran dialihkan kepada fokus penanganan Covid-19 di dalam negeri. Sejak beberapa bulan terakhir ini, sedang menghadapi wabah pandemi corona yang hingga kini masih menampakkan keberadaannya.
“Bankeu dari pusat itu dipotong, DAK maupun DAU. bahkan ada yang tidak disalurkan kepada daerah, yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK). Tapi, yang kemudian disalurkan beberapa, karena ada perubahan atau mungkin ketidaksesuaian anggaran pusat itu sendiri,” ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Sudiyono di kantornya saat dikonfirmasi Saminnews.
Penghitungan anggaran dari pemerintah pusat yang pada mulanya DAK tidak diberikan. Namun, yang pada akhirnya disalurkan beberapa, tidak sepenuhnya. Hal ini dikarenakan penghitungan anggaran yang memungkinkan untuk mengalokasikan DAK kepada daerah, yang dirasa perlu untuk disalurkan, tambahnya.
Berkaitan dengan anggaran bantuan dari pemerintah pusat, di dalamnya termasuk juga pembiayaan Dana Desa (DD). Jadi, anggaran yang sifatnya terpusat, maka akan dipangkas untuk penanganan wabah pandemi Covid-19. Namun, seperti definitifnya sendiri yaitu dipangkas sebagian anggaran.
“Iya Dana Desa termasuk juga pembiayaan pusat yang saat ini dipangkas anggarannya. Jadi, diambil dan diambil pada masing-masing desa yang tidak diberikan dengan sesuai kuota awalnya,” ungkap Sudiyono.
“Kuota awal pembiayaan anggaran DD dari pusat sebanyak 430 sekian miliar se-Kabupaten Pati. Tapi, setelah ada pemangkasan tidak sampai sebanyak itu jumlahnya. Setelah ada pemotongan untuk itu, di Pati anggarannya senilai 426 miliar,” jelasnya
Meski dikurangi secara kecil, tetapi pada praktisnya kebijakan penggunaan DD diminta dari kebijakan pusat untuk sebagian penanganan Covid-19. Adapun bentuknya yaitu dengan memberi Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD),” tutupnya.
PATI – Sebagian anggaran dari pusat dalam bentuk Bantuan Keuangan (Bankeu) banyak yang dipotong oleh pemerintah pusat. Hal ini, lantaran anggaran dialihkan kepada fokus penanganan Covid-19 di dalam negeri. Sejak beberapa bulan terakhir ini, sedang menghadapi wabah pandemi corona yang hingga kini masih menampakkan keberadaannya.
“Bankeu dari pusat itu dipotong, DAK maupun DAU. bahkan ada yang tidak disalurkan kepada daerah, yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK). Tapi, yang kemudian disalurkan beberapa, karena ada perubahan atau mungkin ketidaksesuaian anggaran pusat itu sendiri,” ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Sudiyono di kantornya saat dikonfirmasi Saminnews.
Penghitungan anggaran dari pemerintah pusat yang pada mulanya DAK tidak diberikan. Namun, yang pada akhirnya disalurkan beberapa, tidak sepenuhnya. Hal ini dikarenakan penghitungan anggaran yang memungkinkan untuk mengalokasikan DAK kepada daerah, yang dirasa perlu untuk disalurkan, tambahnya.
Berkaitan dengan anggaran bantuan dari pemerintah pusat, di dalamnya termasuk juga pembiayaan Dana Desa (DD). Jadi, anggaran yang sifatnya terpusat, maka akan dipangkas untuk penanganan wabah pandemi Covid-19. Namun, seperti definitifnya sendiri yaitu dipangkas sebagian anggaran.
“Iya Dana Desa termasuk juga pembiayaan pusat yang saat ini dipangkas anggarannya. Jadi, diambil dan diambil pada masing-masing desa yang tidak diberikan dengan sesuai kuota awalnya,” ungkap Sudiyono.
“Kuota awal pembiayaan anggaran DD dari pusat sebanyak 430 sekian miliar se-Kabupaten Pati. Tapi, setelah ada pemangkasan tidak sampai sebanyak itu jumlahnya. Setelah ada pemotongan untuk itu, di Pati anggarannya senilai 426 miliar,” jelasnya
Meski dikurangi secara kecil, tetapi pada praktisnya kebijakan penggunaan DD diminta dari kebijakan pusat untuk sebagian penanganan Covid-19. Adapun bentuknya yaitu dengan memberi Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD),” tutupnya.