SAMIN-NEWS.com, PATI – Tahun ajaran baru 2020/2021 tinggal tiga hari dihitung mulai Jumat (10/7) hari ini karena akan berlangsung Senin (13/7) setelah berbulan-bulan para murid menikmati libur panjang yang diistilahkan dengan sistem pembelajaran daring di tengah situasi merebaknya penyebaran virus Corona (Covid-19). Dengan demikian, musim masuk sekolah dan musim belajar telah tiba, meskipun tetap akan menggunakan sistem belajar jarak jauh.
Dalam kesempatan berbincang dengan Kepala Dinas Penddikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Winarto, Kamis (9/7) kemarin, saat dimulainya tahun ajaran baru tersebut tetap akan dilakukan pula belajar tatap muka. Akan tetapi, sistemnya adalah secara bergilir yang akan diberlakukan di kalangan para murid SMP, karena yang diberlakukan di kalangan murid Sekolah Dasar (SD) tetap menggunakan sistem belajar jarak jauh (daring).
Karena itu, paparnya, meskipun kali pertama masuk sekolah bagi para murid baru yang dari SD ke SMP, tapi tetap tidak diberlakukan masa orientasi atau pengenalan lingkungan sekolah dengan sistem tatap muka. ”Jika hal tersebut diberlakukan oleh masing-masing sekolah, sebenarnya bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti pengenalan langsung murid baru itu dengan media pembelajaran yang akan dipergunakan,”ujarnya.
Berkait hal tersebut, lanjut Winarto, bisa melalui WA, google meeting maupun google clasroom dan juga bisa dengan zoom. Ini adalah terobosan sistem yang perlu dicoba untuk diterapkan dalam sistem pembelajaran jarak jauh, di tengah-tengah situasi pandemi Covid-19 sampai nanti situasinya benar-benar sudah kembali normal.
Kendati demikian, di tengah-tengah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tersebut, maka pihak sekolah juga tetap diberikan kesempatan untuk melaksanakan sistem pembelajaran tatap muka. Petunjuk tentang hal itu juga sudah duberikan, tapi pelaksanaannya masih bersifat sangat terbatas dengan menggunakan sistem bergilir sesuai urut kacang.
Maksudnya sistem tersebut dimulai dari murid baru Klas VII, di mana per kelas standar biasanya berisi 36 murid dan jika terdiri dari tiga kelas dimulai dari kelas A sebanyak 12 murid, hari berikutya juga dengan12 murid sampai jumlah seluruhnya mencpai sebanyak 36 murid. “Demikian pula berikutnya, pembelajaran tatap muka di rung klas itu dilanjutkan dengan murid Klas VII B yang juga dibagi tiga berurutan dan setusnya sampai berlanjut ke Klas VIII,”tandasnya.
Melalui tatap muka sistem tersebut, maka dipastikan bahwa di tiap-tiap sekolah dalam kesehariannya tidak akan ditemui jumlah murid cukup banyak sehingga tidak terjadi kerumunan atau kontak dekat di antara para murid di sekolah tersebut. Dengan sistem tatap muka seperti itu diharapkan bisa memutus penyebaran Covid-19 di tengah upaya menuju tatanan New Normal.