Bupati Haryanto Ajak Warga Menjaga Seni Budaya Daerah

Staf Ahli Bupati, Singgih Poernomo Djati bersama Kapolres AKBP Uri Isti Widayati dan Kasdim 0718 Mayor Inf Moch Solikhin memotong pita rangkaian bunga melati tanda dibukanya Pameran Tosanaji Antik, dan suasana ruang pamer benda pusaka tersebut di aula Gedoeng Joeang Pati.(Foto:SN/aed) 

SAMIN-NEWS.COM  PATI – Dalam kesempatan membuka pameran Tosanaji Antik di aula Gedoeng Joeang Pati, Bupati Haryanto melalui staf ahli Singgih Poernomo Djati, mengharap agar warganya selalu  menjaga, melestarikan dan mengembangkan seni-budaya daerah. Hal itu merupakan kekayaan warisan sejarah leluhur yang tidak ternilai.
Dengan seni-budaya daerah, baik berupa benda-benda maupun dalam bentuk fisik lainnya jika kita bisa menjaga dan melestarikan, serta mengembangkannya hal itu akan menjadi kekayaan dan membentuk kepribadian sebagai warga Pati. Sehingga pada gilirannya akan memberi motivasi warga untuk lebih giat bekerja dan berkarya, agar meningkat kesejahteraannya.
Apalagi, pemerintah sudah menerbitkan UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan karena kebudayaan merupakan sumber kekuatan, persatuan, dan energi bangsa. Hal itu akan menjadi modal dalam membangun Pati ke depan yang benar-benar bermanfaat, dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Sebab, secara umum pengaturan yang ada dalam UU tersebut menitikberatkan pada paradigma baru tentang bagaimana negara menempatkan, mengurus, dan melayani kebudayaan. ”Karena itu sudah tepat, jika negara hadir dalam bidang kebudayaan mengingat budaya daerah yang merupakan bagian dari budaya nasional akan membentuk setiap daerah mempunyai benar-benar mempunyai kearifan lokal,”ujarnya.
Berkait dengan pembukaan pameran Tosanaji Antik yang berlangsung hingga Minggu (12/8), hal itu diawali dengan kirab benda-benda pusaka Pati, berupa duplikat Kuluk Kanigoro dan Keris Rambut Pinutung. Perjalanan kirab dimulai dari Makodim -0718 sampai ke Gedoeng Joeang di Jl Sudirman dengan mendapat pengawalan dari prajurit TNI dan Bhayangkara Polri.
Masing-masing membawa tombak dalam formasi barisan kebersamaan yang merupakan perwujudan sinergitas TNI-Polri, dan itu juga merupakan bagian dari budaya peninggalan leluhur pada masanya. Sebab, kebaradan bangsa ini ada di tengah-tengah peradaban yang penuh dengan rangkaian peristiwa sejarah yang berdarah-darah.
Karena itu, siapa pun yang merasa dirinya adalah pewaris sah republik ini maka upaya terciptanya kerukunan, persatuan dan kesatuan adalah mutlak karena NKRI adalah harga mati. Selesai dibukanya pameran budaya tersebut, maka pengunjung bisa menikmati aneka bentuk Tosanaji Antik yang digelar di ruang pamer.
Sesuai informasi, jumlahnya lebih dari 600 buah yang kebanyakan adalah benda pusaka bertuah peninggalan para leluhur komonitas yang mampu menjaga dan mengamankannya hingga sekarang. Satu di antara pelestari benda-benda pusaka tersebut tak lain, adalah Eyang Harso.(sn)
  

Previous post Kapal Pemadam Kebakaran Teruji Belum Makdsimal
Next post Catatan Redaksi; Malang Tak Bisa Ditolak Mujur Tak Bisa Diraih

Tinggalkan Balasan

Social profiles