SAMIN-NEWS.COM MEDIA sosial (Medsos) itu bagian dari kebutuhan komunikasi dunia maya, sehingga setiap penggunanya merasa bisa menulis maupun bicara apa saja. Dengan pemahaman skeptis ini akhirnya menjebak setiap personel individu maupun kelompok yang tanpa sadar justru menjadi agen-agen informasi yang penuh kebohongan.
Dengan demikian, kita ini tanpa sadar juga menjadi korban kebohongan informasi itu sendiri karena setoiap mendapat atau menjumpai informasi, tanpa dilakukan chek and rechek sering langsung kita telan mentah, tanpa mempertimbangkan dan menganalisisnya tanpa menggunakan akal waras. Kendati itu hanya sekadar kopi paste (kopas), paling tidak kita jeda sejenak untuk mencermatimya.
Lagi-lagi karena ini komunikasi dunia maya, maka yang namanya logika, etika, dan kebenaran sebagai bagian dari nilai kita yang sehari-hari berada dalam lingkup tatanan masyarakat yang berbudaya, akhirnya tanpa sadar pun tampil menjadi sosok sebaliknya, yaitu masyarakat yang abudaya. Karena itu, dengan kebohongan demi kebohongan yang sehari-hari ditransfer dari agen-agen kebohongan, akhirnya kita pun terbelit di dalamnya.
Jika nilai-nilai budaya di masyarakat akhirnya diabaikan, maka kita pun menjadi sosok yang mudah dijebak banyak kepentingan dalam banyak hal. Sehingga memfitnah, menghujat, dan menista menjadi bagian pula dari tebar superior sebagai manusia yang tak pernah lepas dari sosok makhluk sosial yang secara nyata berada dalam lingkungan masyarakatnya.
Mungkin hanya karena agar mendapat predikat super mengetahui, super memahami, dan super dalam menyajikan, maka termasuk berita abal-abal kebohongan langsung kita lahap, tanpa rasa risih sedikit pun. Akibatnya, kita ini jadi bangsa yang gampang dibodohi dengan kebohongan-kebohongan karena cukup bangga bisa menjadi agen penyaji kebohongan itu.
Karena itu seorang kawan Samin-News (SN) saat banyak yang menebar kebohongan terjadinya peristiwa alam gerhana bulan semalam mengatakan, untuk peristiwa gerhana bulan sendiri tidak bohong. Akan tetapi penyampainya tidak mencermati, atau mencari referensi bahwa itu berita bohong yang pernah muncul dalam konteks yang sama di Tahun 2017.
Dari sisi waktu, peristiwa itu akan berlangsung mulai pukul 00.30 tapi baru satu jam kemudian peristiwa gerhana bulan itu muncul. Sehingga dari keterpautan waktu sekitar satu jam tersebut bagi kita yang tinggal di wilayah Indonesia barat, bisa mengambil padanan dalam hitungan waktu yang berlangsung di belahan bumi republik ini.
Selain WIB, ada pula waktu tengah dan timur dengan keterpautan waktu satu jam, itu pada pukul tersebut sudah terjadi peristiwa gerhana bulan, berarti penyampai berita bohongan itu dari daerah dengan hitungan waktu yang sama. Yakni, Indonesia Tengah, apalagi dalam berita itu diawali Malam ini antara jam 00.30 pagi hingga 3.30 pagi pastikan off hp, laptop dll, dan jauhkan dr badan ada.
Berikutnya, TV Singapore tlh mengumumkan berita tersebut. Tlg beritahu keluarga dan sahabat2 anda. Malam ini antara jam 00.30 pagi hingga 3.30 pagi bumi kita akan menghadapi radiasi yg paling tinggi. Pancaran cahaya Cosmic akan melintasi dekat dengan bumi. Oleh itu off hp dll dan jauhkan dr badan anda sbb akn menyebabkan kita mendapat efek radiasi yang berbahaya…..Boleh lihat di google, NASA dan berita BBC. Bagikan pesan ini kpd org2 lain yang penting bagi keluarga, Teman, Sahabat, dan juga anak idstri anda. Anda boleh menyelamatkan nyawa banyak orang dengan berbuat demikian….
Semoga brmanfaat
Amiiin…
Komentar kawan itu pun langsung melesak, bahwa itu adalah berita bohong yang cocok untuk dikonsumsi para kelompok kadal buntung, bukan untuk kelompok kita sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa muak menghadapi kebohongan. Kemudian, lanjut dia, bahwa informasi tentang radiasi cosmic/radiasi berbahaya itu, ternyata tidak memenuhi kaidah epistemologi
Azaz mengenal cara, bagaimana asal pengetahuan itu diperoleh, secara logis. ”Seharusnya hal itu dilakukan lewat pengujian hipotesa , dan pemeriksaan kebenarannya secara faktual sehingga merupakan suatu ilmu yang tidak hanya sekadar abal-abal seperti berita-berita bohong, di mana kita sudah menjadi agennya.”(Ki Samin)