Harga Ikan Pancingan Menurun Karena Mengalami Pembusukan

Ikan pancingan yang sudah mulai membusuk diolah langsung di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Unit I Juwana.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Diduga terhalang hari libur 1 Muharam, Kamis (20/8) kemarin membuatĀ  Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Unit I Juwana, baru bisa melaksanakan lelang ikan pancingan, Jumat (21/8) hari ini. Akibatnya, banyak ikan tangkapan jenis manyung dan mermang sudah banyak mengalami pembusukan, sehingga harga jual dalam lelang pun menurun drastis.

Sebab, sejumlah bakul yang mengikuti lelang hari ini juga memilih membawa pulang dagangannya setelah diolah yang sudah pasti sekaligus sudah dipotong-potong sesuai harga yang akan di jual kepada para pembelinya. Yakni, para pemilik usaha pemanggangan, sehingga terlebih dahulu bagian ”jeroan” isi perut ikan itu dikeluarkan, karena hal itu bisa mengurangi sedikit bau busuk yang sudah menyengat tajam.

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan dan Pengembangan TPI Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Dwi Endang Subekti tidak mengelak ketika ditanya berkait hal tersebut. ”Karena itu, jika dalam kondisi seperti ini para bakul tuntutannya agar di lingkungan TPI atau tempat parkir kendaraan pengangkut yang kebanyakan menggunakan motor roda tiga dibuatkan peneduh,”ujarnya.

Pedagang ikan yang mengikuti lelang ikan di TPI Unit I Juwana bagi yang kebagian tempat bisa memanfaatkannya untuk memproses pengolahan.

Tujuannya tak lain, lanjutnya, agar ikan yang sudah masuk ke kendaraan pengangkut tapi masih menunggu yang lain, agar tidak terkena langsung terpaan sinar matahari, dan hal itu memang benar karena halaman depan TPI memang belum tersedia peneduh. Karena itu, ada di antara mereka yang memasang tenda sendiri.

Untuk saat ini, pihaknya tengah membangun fasilitas lantau lelang dan mudah-mudahan jika lelang bertambah ramai bisa diupayakan tempat berteduh menyusul. Akan tetapi khusus kondisi ikan pancingan, proses terjadinya pembusukan bukan hanya semata-mata karena saat masih berada di TPI terkena terpaan sinar matahari, melainkan untuk tempat pendinginnya dalam kapal yang menggunakan es batu, karena esnya sudah habis mencair.

Lain halnya jika kapal-kapal penangkap- jenis ”pursesaine” rata-rata pendingannya sekarang sudah menggunakan listrik, sehingga ikan yang masuk ke dalamnya justru membatu. ”Dampak dari terjadinya pembusukan, kadang-kadang ikan jenis manyung maupun mermang dan jenis lainnya harganya menurun drastis tinggal Rp 10.000/kilogram, padahal jika kualitas bagus bisa mencapai Rp 25.000 kilogram,”paparnya.

Previous post Dua Pedagang Positif Terpapar Virus Corona, Hari Ini Pasar Runting Ditutup
Next post Jembatan Penghubung Desa Kelet-Klepu Bolong Hilang Aspalnya

Tinggalkan Balasan

Social profiles