Tim Penjelajah Kawasan Lereng Muria dari Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Penegak Forum Wartawan Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Tim penjelajah Pramuka Penegak anggota Satuan Komunitas (Sako) Forum Wartawan Pati (FWP) dalam mewujudkan tanggung jawabnya sebagai pengemban amanat Dasa Darma, Minggu (8/7) kemarin, menyusuri kawasan timur Lereng Muria. Tepatnya, di Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Pati.
Selain menikmati keindahan alam pegunungan, satu misi yang menjadi tujuan utama dalam penjelajahan tersebut tak lain melakukan upaya penyelamatan jenis tumbuhan langka yang kini nyaris punah sebagai salah satu spesies tumbuhan khas Lereng Muria. Yakni, Waru Dupong yang masih menjadi bagian dari lingkungan kawasan tersebut.
Untuk itu, kata salah seorang pembina sako yang bersangkutan, Andik Aristiawan, pihaknya memang mengagendakan pengenalan terhadap tim penjelajah akan spesies tumbuhan langka yang sudah lepas dari perhatian pecinta alam. Karena itu, upaya menelisik di sela-sela tanaman perkebunan warga yang notabene adalah kopi juga sisi tepian alur kali.
Dinamika masyarakat setempat, selama ini tetap berupaya menyelamatkan tumbuhan jenis kayu-kayuan tersebut yang menjadi tumbuhan sela sebagai pelindung tanaman pokok, yaitu kopi. ”Karena itu penjelajah tetap diberi kesempatan untuk mengembangkannya dengan cara menanam di lahan lain,”ujarnya.
Hanya yang menjadi permasalahan, masih kata dia, perbedaan suhu udara dengan tingkat dingin tertentu apa mampu mendukung daya tumbuh tumbuhan tersebut. Sebab, lokasi untuk uji pembibitan dilakukan di lahan dengan posisi lebih rendah dibanding Plukaran, yaitu lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.
Dari perbedaan suhu udara yang cukup signifikan itu, peling tidak harus ada perlakuan khusus atas tanaman kayu-kayuan yang kini tengah diupayakan pembibutannya. Untuk sementara, bibit yang sudah dikemas dalam pot jumlahnya sengaja dibatasi, tak lebih dari 15 batang pohon dengan harapan nanti benar-benar bisa tumbuh maksimal.
Jika upaya pengembangan dalam bentuk bibit ini gagal, berarti apa yang dilakukan tidak sampai merusak spesies tumbuhan jenis Waru Dupong yang ditemukan di Plukaran. Akan tetapi jika daya tumbuhnya bisa maksimal sehingga siap tanam pada saat musim penghujan nanti, maka tim akan kembali menuju lokasi untuk menambah jumlah tanaman jenis itu.
Dengan demikian, melalui upaya penyelamatan ini ke depan tanaman kayu-kayuan jenis itu bisa dikembangkan di lokasi yang tidak membutuhkan suhu udara dengan tingkat kedinginan tertentu. ”Karena itu, sekembalinya dari penjelajahan tim langsung bergerak cepat melakukan pengepotan bibit pohon yang didapat,”tambah Andik Aristiawan.(sn)