Kepala Bulog Sub-Divre Pati, Muhammad Taufik.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI-Dalam rangkaian kunjungannya di Jawa Tengah Badam Ketahanan Pangan Pusat (BKPP) siang ini berkunjung ke Bulog Sub-Divre Pati, untuk memantau secara langsung serepan gabah/beras petani. Apalagi, di Pati saat ini tengah berlangsung pananen padi para petani hasil tanam mada musim tanam (MT) kedua.
Karena itu, Bulog Sub-Divre Pati yang selama ini serapan pengadaan gabah/beras petani melalui para mitranya bisa maksimal, tetap diupayakan bisa lebih maksimal lagi. Sehingga kebutuhan stok pangan nasional hingga akhir tahun atau tiga bulan di tahun berikutnya tetap aman, maka koordinasi dengan semua jajaran terkait harus selalu dilakukan.
Dengan demikian, kata Kepala Bulog Sub-Divre Pati, Muhammad) Taufik, pihak BKPP juga akan bertemu dengan mitra Bulog lainnya, termasuk dari Tim Serapan Gabah (Sergab) dari TNI Kodim 0718 Pati. Selain itu tak ketinggalan juga mitra kerja Bulog lainnya, terutama yang selama ini melalukan kontrak pengadaan.
Cukup terpenuhinya ketersediaan pangan secara nasional, hal itu akan menjadi jaminan tidak terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok tersebut di tingkat konsumen. ”Karena itu, berapa pun produksi panenan para petani tetap harus bisa terserap secara maksimal, dan itu bisa dilakukan Bulog melalui para mitra,”ujarnya.
Kendati demikian, masih kata Muhammad Taufik, pihaknya tetap berkeinginan agar daerah-daerah yang produksi panenan padi petani surplus, seharusnya setelah terserap dalam pengadaan untuk penyalurannya khusus kepada golongan anggaran. Melalui bentuk penyaluran seperti itu, tentu akan mengurangi risiko tingginya tingkat kerusakan ketika puluhan ribu ton beras tertumpuk di gudang penyimpanan.
Keuntungan lainnya, golongan anggaran yang menerima penyaluran beras itu akan bisa menerima beras yang benar-benar berkualitas. Karena itu, dalam penyerapan pengadaan dari para mitra terbanyak harus dalam bentuk setara beras, agar beras yang akan disalurkan tiap bulan berasal dari gabah yang baru akan digiling.
Tanpa melalui pola itu, para golongan anggaran tiap bulan akan menerima beras yang terlalu lama tersimpan di gudang, sehingga dari sisi kualitas pasti mengalami penurunan. Sebab, serapan pengadaan sebanyak itu jika tidak bisa segera tersalurkan, maka bagi daerah surplus tentu banyak menumpuk di gudang.
Lain halnya dengan kondisi daerah yang sebaliknya, karena yang biasa terjadi serapan pengadaan kurang maksimal sehingga isi gudang tidak terjadi penumpukan. ”Sebenarnya sasaran golongan anggaran dalam penyaluran beras itu pola lama, hanya berubah jangka waktu penyalurannya dan stok beras yang tersedia, berasal dari stok gabah pengadaan yang baru digiling tiap bulan saat henfak disalurkan,”imbuh Muhammad Taufik.(sn)