Pemutaran Film Serial Saridin di Alun-alun Simpanglima Pati setiap menjelang Lebaran, masih juga disukai pengunjung (Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM – Tiga tahun lalu kelompok ”Creativ Media Community” (CMC) Pati, mencoba menggagas dan mewujudkan pembuatan Film serial Saridin yang digarap berdasarkan rekaman audio Grup Ketoprak Sri Kencono. Cerita tokoh legendaris asal Pati itu, selama ini tidak asing lagi bagi telinga masyarakat setempat dan sekitarnya.
Kendati masih jauh dari idealnya sebuah film atau karya sinematografi, tapi keberanian kelompok CMC mengangkat cerita tersebut yang memperkayanya dengan visualisasi gambar, hal itu tanpa pernah diprediksi tapi justru mampu memberikan daya tarik tersendiri para penggemarnya. Di sinilah awal mula munculnya kecurangan orang-orang yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
Ketika film tersebut diputar pada media lavar tancap atau juga dikenal dengan sebutan lain ”misbar”,(gerimis bubar), kata salah seorang kru film tersebut, Adi Rusmanto, ternyata bisa diterima para penggemar cerita Saridin. Karena itu, satu per satu pengunjung ruang terbuka Alun-alun Simpanglima Pati pun berpartisipasi, membeli kepingan CD-nya.
Hal itu dilakukan dengan harapan, agar pembuatan film serial berikutnya bisa berkelanjutan, sehingga dari serial pertama Andum Waris, langsung dibesut hingga Saridin Ngrombang. ”Ketika itu pimpinan produksi serial berikutnya dipercayakan kepada Kaisan Arkana Ariyudha, serial berikutnya Geger Palembang pun dibesut lagi,”ujarnya.
Bahkan, katanya lebih lanjut, serial cerita Saridin episode Ondo Rante pun dilakukan karena pengambilan gambar ke pusat sekolah gajah di Waykambas, Lampung Timur satu rute jika menuju Palembang. Akan tetapi, pihak produser lupa bahwa untuk membiayai film tersebut hanya bermodal pas-pasan, atau justru jauh dari kebutuhan pembuatan film sebagaimana film-film lainjya.
Karena itu, ketika ada salah satu kru diam-diam menggandakan film tersebut, produser pun lengah sehingga pembajakan berkembang di kalangan para produsen CD-CD bajakan. Akibatnya, upaya pihak produser untuk bisa menutup biaya produksi melalui upaya pertisipasi penggemar film tersebut, justru terperosok di tengah-tengah liciknya para produsen CD bajakan.
Dengan demikian, ketika serial berikutnya selesai dibesut dan coba dimintakan partisipasi para penggemar cerita serial Saridin pihak produsen film itu sama sekali tidak berkutik. Padahal, jika patisipasi para penggemar bisa berjalan, produsen film itu sudah menyiapkan kelanjutan pembesutan serial Geger Cirebon.
Mengingat merajalelanya para produsen CD bajakan, maka hancurlah kreativitas kelompok CMC karena tidak bisa berproduksi lagi. ”Sekarang kami tinggal mengais belas kasihan para pengunjung Alun-alun Simpanglima Pati menjelang Lebaran seperti sekarang, jika ada yang berminat mengoleksi film serial tersebut,”imbuh Adi Rusmanto.(sn)