SAMIN-NEWS.COM PATI – Besutan tangan terampil dan kreatif seorang pemuda Heri Kuswanto (25), warga RT 03/RW 1 Desa Perdopo, Kecamatan Gunungwungkal, Pati, barang bekas sisa limbah kayu dari sebuah perusahaan mebel di desanya, berhasil diolah menjadi berharga. Dari bahan tersebut sudah banyak reflika bus dan truk berhasil diciptakan, seperti layaknya sebuah perusahaan karoseri terkenal.
Dari kreativbitas, ketekunan, dan keuletannya mencipta jika dipajang kemudian diabadikan dalam sebuah foto akan menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, sebuah teras depan rumahnya bisa untuk parkir tiga truk sekaligus, dan bila malam hari lampu-lampunya pun dinyalakan karena tidak khawatir akinya tekor.
Sebab, kata yang bersangkutan, lampu tersebut menggunakan daya dari baterai kering yang sudah barang tentu bila powernya berkurang bisa dichas. Hal itulah salah satu daya tarik produk kerajinan dari bahan limbah yang dihasilkan berupa replika bus dan truk, sehingga dari sisi ekonomis nilai jualnya pun cukup menjajikan
Masalahnya mengingat, untuk memproduksi sebuah replika itu jenis biasa rata-rata sudah menghabiskan biaya Rp 300.000. ”Biaya tersebut sudah termasuk kelengkapan aksesoris baik stiker dan lampu. tapi yang khusus kelas kontes untuk memproduksinya bisa men ghabiskan biaya antara Rp 800.000 s/d Rp 1 juta,”ujarnya.
Upaya menekuni dan menyalurkan hobi kreatif yang sudah berlangsung selama tiga tahun ini, katanya lagi, akhirnya order pesanan barang pun mulai mengalir. Para pemesan itu tidak hanya datang dari wilayah Kabupaten Pati saja, tapi juga ada yang datang dari daerah lain, sehingga untuk kelangsungan hobi yang sudah menjadi kegiatan usaha ini ada uluran tangan dari pemerintah atau pihak yang berkompeten.
Tujuannya tak lain, agar hasil karyanya ini bisa memenuhi standar kualitas pasar mainan anak-anak, sehingga ke depan bisa lebih berkembang di lingkungan warga sekitar maupun satu desa menjadi sentra karya replika tersebut. Sedangkan upaya untuk mengolah bahan limbah menjadi aneka karya seni, hal itu belum terpikirkan.
Jika produk yang dihasilkan sudah mampu memenuhi permintaan pasar, maka secara otomatris dia bisa membuka lapangan kerja untuk warga. Karena itu, jika pihak yang berkompeten bisa membantu untuk membuka jaringan pasar mainan anak-anak, pihaknya optimistis dalam waktu tidak terlalu apa yang digadang-gadang bisa terwujud.
Menjawab pertanyaan, Heri Kuswanto tapi sehari-hari akrab disapa Heri Rames menambahkan, gagasan untuk membuat replika bus dan truk dari bahan limbah kayu bermula dari ketertarikannya terhadap truk-truk hasil modifikasi yang sering melintas di jalan raya. ”Greget untuk memproduksinya baru muncul sekitar 2016, meskipun dengan modal seadanya,”paparnya.(edi)