SEPERTI yang kita ketahui di berbagai media massa bahwa berdasarkan hasil hitung cepat, Donald Trump kalah tipis dengan pesaingnya yakni Joe Biden.
Bahkan bagi beberapa orang, pilpres di Amerika Serikat (AS) kali ini bisa jadi akan seperti kondisi Indonesia kala Jokowi dan Prabowo yang saling menyampaikan klaim kemenangan.
Namun pertanyaannya adalah, apakah begitu? Meskipun begitu, kita juga harus ingat porsi demokrasi dalam hal tersebut.
Dimana semua keputusan ada ditangan rakyat. Tidak ada yang mampu mengganggu gugat, siapa yang menang haruslah siap menjabat dan siapa yang kalah coba lagi di lain pemilu mendatang. pada pilpres Amerika Serikat 2020 yang membuat semua mata politik dunia tertuju kesana.
Bagaimana tidak? Selama ini Amerika Serikat adalah pusatnya demokrasi, Amerika Serikat Negara demokratis tertua di dunia, untuk itu politik disana menarik perhatian publik dunia, disamping itu Amerika Serikta juga pusatnya media dan negara adidaya.
Oleh sebab itu, meski banyak tokoh dunia menganggap pilpres Amerika Serikat 2020 seperti Indonesia, yang salah satunya diucapkan oleh David Lipson, kepala biro Washington untuk ABC Australia.
Benarkah begitu? Saya rasa, jika ditinjau dari jumlah kandidat tentu benar. Juga dalam isu sentimen politik, saya kira negara demokratis akan mengalami hal yang sama dalam kampanye atau memetakan pendukung masing-masing termasuk Amerika Serikat.
Namun yang jelas, jika memang Donald Trump mengikuti langkah Prabowo Subianto dalam berpolitik ikut gabung dengan pemerintahan Joe Biden sebagai apapun nanti, demokrasi Amerika Serikat akan hancur. Tidak lain adalah tidak adanya oposisi.
Disamping itu jikalau memang Donald Trump seperti Prabowo Subianto gabung dengan lawan politik, martabat Trump juga turut hancur oleh mata dunia.
Sebab pilpres Amerika Serikat juga menjadi perhatian dunia. Trump akan diolok-olok bukan saja oleh warga Amerika Serikat tetapi juga warga dunia.
Tetapi jika Donal Trump urat malunya sudah terputus, masuk pemerintahan kompetitor yakni Joe Biden untuk hasratnya populer sebagai capres lagi di pilpres selanjutnya, di situlah Amerika Serikat yang selama ini jadi pusatnya demokrasi telah kalah oleh Indonesia.
Sebab demokrasi Indonesia yang menjadi model panutannya adalah Amerika Serikat. Namun dengan sikap Donald Trump jika mengikuti langkah Prabowo Subianto di indonesia, di situlah demokrasi Indonesia unggul menjadi model panutan negara lain, sekelas Amerika Serikat pula.
Yahh, tapi mending jangan niru Indonesia sih. Tentu akan sangat lucu jika Amerika Serikat yang menjadi sorotan internasional justru menjelma sebagai sebuah melodrama dengan deretan adegan yang terlalu emosional bagi penontonnya.