SAMIN-NEWS.com, PATI – Rencana tim pemakaman standar protokol Covid-19 dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Pati untuk mengawal ambulans pembawa jenazah khususnya dari Rumah Sakit (RS) Keluarga Sehat Hospital (KSH), Jumat (13/11) hari ini akhirnya bisa dipenuhi. Tujuannya, adalah semata-mata untuk menghindari agar mereka tidak terlalu lama menunggu di tempat pemakaman, karena hal tersebut sangat membosankan.
Karena itu, dalam pemakaman seorang Nasrani, warga Desa Kudukeras, Kecamatan Juwana, hari ini, hal tersebut benar-benar dipenuhi, sehingga begitu jenazah tiba di tempat pemakaman di pinggir jalan raya Juwana-Jakenan, tim pun langsung memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, tim pun sudah siap menurunkan jenazah dari ambulans yang membawanya, dan terlebih dahulu dilakukan penyemprotan disinfektan.
Dari pantauan ”Samin News” (SN) di lokasi pemakaman tersebut, jenazah tiba di lokasi pemakaman sekitar pukul 10.00 dengan iring-iringan, yaitu paling depan kendaraan boks truk yang harus membawa personel tim. Baru di belakangnya mobil ambulans, dan paling belakang kendaraan dinas bak terbuka untuk membawa perlengkapan, baik cangkul, tali tambang dan juga batang kayu sebagai alas/gelagar untuk menempatkan peti jenazah di atas lubang pemakaman.
Sementara itu dari perkumpulan gereja dengan pemukanya, Pendeta Pieter pun mulai mendekat ke lubang pemakaman yang masih terdapat bekas lahan tebu, tapi dengan mengambil jarak lebih dari 10 meter mengambil tempat sekaligus untuk berteduh. Yakni, pada tembok bangunan yang berbatasan dengan lokasi batas makam, dan di tempat itulah Pendeta melakukan kotbah dan doa kematian untuk almarhumah.
Mendekati selesai, atau saat bagian doa yang menyebutkan bahwa manusia yang berasal dari debu/tanah, maka akhirnya juga kembali ke tanah. Dengan menekankan hal tersebut, maka pendeta yang bersangkutan pun mengambil tanah galian untuk lubang makam, dan memasukkkannya ke dalam lubang, maka berakhirlah doa dan kotbah kematian tersebut.
Berikutnya pendeta pun memprsilahkan agar tim segera melakukan penutupan dan pengurukan lubang makam, dan hal tersebut berlangsung hampir setengah jam baru selesai. Sedangkan dari informasi yang dihimpun ”SN” di lokasi makam tersebut menyebutkan, bahwa ada informasi lagi bahwa salah seorang perempuan warga Desa Bendar, Kecamatan Juwana yang meninggal di Rumah Sakit (RS) Mardi Rahayu Kudus juga harus dimakamkan denga standar protokol Covid-19.
Terpisah salah seorang tokoh masyarakat Desa Bendar, Kecamatan Juwana, H Ridwan Djamari, ketika ditanya berkait hal itu membenarkan, bahwa almarhumah sebelum meninggal dan dirawat di Rumah Sakit (RS) di Kudus memang mempunyai riwayat penyakit dalam bawaan. ”Untuk saat ini jenazahnya masih di Kudus, dan akan dimakamkan jam berapa belum ada konfirmasi dengan pihak yang berkompeten maupun pihak terkait lainnya,”imbuh dia.