Saluran pembuang (drainase) yang dibangun pihak penanggung jawab Jalan Nasional batas ruas Trengguli-Kudus-Pati hingga Batas Kota Rembang, belum lama selesai dikerjakan di pinggir ruas Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, yang dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut hasilnya tidak bisa maksimal karena tidak jelas bagaimana perencanaan pembangunan drainase tersebut, baik yang di sisi kiri maupun kanan. Sehingga nanti pasti akan memunculkan permasalahan ketika para petani tak bisa membuang genangan air hujan di areal persawahannya, karena yang menjadi penghamnbatnya justru saluran tersebut yang memang tak bisa berfungsi secara maksimal, akibat kesalahan sejak awal di tingkat perencanaan, di mana antara sambungan yang satu dan saluran lainnya tidak saling bertemu, melainkan hanya sekadar berhenti karena terhambat akses jalan ,menuju maupun keluar dari areal persawahan milik para petani.
Terlepas dari hal itu, ternyata saluran pembuang itu juga sepertinya hanya sekadar terpasang, tapi mempunyai maksud untuk menghindarkan agar para petani yang lahannya berbatasan dengan ruas JLS tersebut jangan sampai ”cangkul”-nya mencokot batas daerah milik jalan (DMJ), dan jika hal itu memang maksud serta tujuan dibangunnya saluran pembuang sudah barang tentu tidak masalah karena drainase dibangun memang sekadar formalitas. Dengan demikian, jika saat ini bagian drainase tersebut juga ada yang sudah hancur karena dihantam kendaraan dari barat yang tampaknya terperosok masuk ke saluran pembuang tersebut juga tak perlu muncul tuntutan agar kendaraan yang terperosok dan menghancurkan drainase tersebut pun tidak perlu mengganti atau memperbaiki, sehingga sampai saat ini kerusakan drainase tersebut tetap dalam kondisi seperti itu.
(Foto:SN/aed)