Pantauan ”Samin News” Baru Ada Pemakaman Satu Jenazah Standar Protokol Covid-19

Proses pemakaman jenazah seorang laki-laki dengan standar protokol Covid-19 di Desa Sumberejo, Kecamatan Jaken, Rabu (18/11) siang ini.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Sampai Rabu (18/11) siang ini, Tim Pemakaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, baru memakamkan satu jenazah dengan standar protokol Covid-19. Jenazah seorang laki-laki tersebut, adalah salah seorang tokoh masyarakat di Desa Sumberejo, Kecamatan Jaken.

Bahkan almarhum semasa hidupnya  juga disebut-sebut pernah menjadi seorang anggota legislatif, dan sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Keluarga Sehat Hospital (KSH). Sedangkan di sisi lain, masih di wilayah Kecamatan Jaken pada hari yang sama juga diketahui warga meninggal yang harus dimakamkan dengan standar protokol Covid-19, yaitu warga salah satu desa di kecamatan itu.

Untuk berita positifnya, tentu masih menunggu informasi sampai jenazah sudah tiba dulu di desa dimaksud. ”Berita sementara, jenazah yang harus dimakamkan dengan standar itu adalah seorang warga yang sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Dokter Moewardi Solo,”ujar salah seorang tokoh masyarakat di wilayah kecamatan itu, tapi minta tidak disebut jati dirinya.

Proses pemakaman jenazah seorang laki-laki dengan standar protokol Covid-19 di Desa Sumberejo, Kecamatan Jaken, Rabu (18/11) siang ini.

Terpisah, salah seorang perangkat Desa Sumberejo, Kecamatan Jaken, kembali menginformasikan bahwa saat berlangsung pelaksanaan Rapid Test untuk para pedagang dan pengunjung pasar umum desa setempat, beberapa hari lalu sampai sekarang masih menjadi bahan pembicaraan. Sebab, mereka banyak yang kabur dan bersembunyi sehingga petugas yang harus melaksanakan Rapid Test terpaksa mencari.

Dengan demikian, untuk keperluan tersebut petugas yang harus jemput bola di dalam pasar itu didampingi petugas dari jajaran polsek dan Satpol PP.  Begitu mendapat pedagang maupun pengunjung pasar langsung dilakukan rapid test di tempat, tapi bagaimana hasilnya hingga sekarang pihak desa belum mengetahui, berapa yang berhasil dilakukan Rapid Test dan berapa yang reaktif maupun sebaliknya.

Akan tetapi yang menarik, justru ”ambyarnya” pedagang karena saat harus lari menyembunyikan diuri rela meninggalkan daganganya, seperti pedagang ayam meninggalkan ayamnya. ”Demikian pula yang pedagang pisang juga meninggalkan barang dagangan, tapi semua tetap aman-aman saja, karena du dalam pasar masih ada pedagang yang berjualan,”papar salah seorang perangkat desa itu, Zammahsari.

Previous post Kabag Bina Pemdes Jamin Soal Penyaringan Perangkat Desa Takkan Bocor
Next post Posterisasi dan Hewan Buas dalam Diri Politisi Bernama “Narsistik”

Tinggalkan Balasan

Social profiles