Pupuk Subsidi Kimia Langka, Petani Beralih ke Organik

SAMIN-NEWS.com, PATI – Langkanya pupuk kimia subsidi dari pemerintah, hal ini berpengaruh pada permintaan masyarakat untuk menggunakan pupuk organik. Petani beralih menggunakan pupuk organik, entah memang dalam motif uji coba, atau memang lantaran sulit mendapatkan pupuk subsidi.

Pengelola BUMDes Bumi Lestari, Desa Ngurensiti, Kecamatan Wedarijaksa, Pati Muji Artono menyebut penjualan pupuk organik dari produksi lokal desa setempat sekarang sudah diminati warga. Minat pupuk organik ini yang sebelumnya tidak punya daya jual, sekarang berubah.

“Penjualan pupuk organik Alhamdulillah baik. Masyarakat sini sudah mulai suka. Bahkan dalam rentang waktu satu bulan ini bisa menjual sampai 50 karung pupuk organik,” kata Tono saat dikonfirmasi Saminnews, Senin (23/11/2020) hari ini.

Dalam pembuatan pupuk organik itu, Ia menjelaskan memanfaatkan bahan-bahan di sekitar, terlebih dengan bahan sampah yang banyak dibuang oleh masyarakat. Awalnya pihaknya melihat persoalan limbah rumah tangga dan juga limbah daun bawang merah di pemukiman warga. Soalnya di Desa Ngurensiti mayoritas petani bawang merah. Kebanyakan di jalanan maupun di saluran sungai banyak sampah.

Terlebih, dengan kondisi sekarang stok pupuk subsidi kimia dari pemerintah agak sulit dan langka di toko-toko pengecer. Praktis, hal ini berpengaruh juga terhadap minat serta naiknya permintaan masyarakat terhadap pupuk organik yang dibuat oleh karang taruna itu.

Selain itu, pupuk organik yang diminati warga Desa Ngurensiti, juga diminati oleh warga Desa lain. Pupuk organik buatannya itu ternyata mendapat respon yang menggembirakan dari Kecamatan lainnya. “Kemarin yang dari Juwana datang kesini dan beli 20 karung. Katanya mereka mau mencoba pupuk organik dulu,” imbuhnya.

Hal ini diakui naiknya permintaan masyarakat terhadap pupuk organik, merupakan efek pupuk petroganik yang sulit. Sehingga, disamping beberapa petani kesulitan mendapatkan pupuk subsidi kimia dari pemerintah dengan berbagai macam itu. Ternyata ada berkah tersendiri yang dirasakan.

Dengan naiknya permintaan masyarakat untuk menggunakan pupuk organik, pihaknya mengaku sempat kewalahan melayani pembeli. Sebab, hal itu cukup dirasa berbeda dengan sebelumnya yang kurang diminati masyarakat. Dan diakui sempat stok produksi pupuknya itu sempat kehabisan.

“Kemarin sempet kompal (kewalahan, red) saking banyaknya peminat pupuk organik. Akan tetapi untuk selanjutnya kondisi pupuk organik dari kami ini sudah mulai stabil kembali,” tandasnya.

Previous post Pemberdayaan Perempuan Perlu Ditopang dengan Faktor Pendidikan
Next post Pemakaman Standar Protokol Covid-19 Kedua Baru Berakhir Petang Tadi

Tinggalkan Balasan

Social profiles