SAMIN-NEWS.com, PATI – Berawal dari Tahun 2017 saat Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai memberdayakan peran serta para seniman, untuk masuk ke dalam khazanah dunia pendidikan dengan salah satu tugasnya, yaitu menumbuhkan karakter anak melalui pembelajaran kesenian tradisional yang mudah dipahami dan dilakukan oleh anak-anak.
Karena itu, tawaran kepada para seniman di Pati yang biasa berkecimpung dalam media kesenian tradisional pun dilakukan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Paryanto. Sehingga mereka harus benar-benar siap untuk masuk ke sekolah-sekolah yang dituntujukan dan ditetapkan sebagai sasaran program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), baik di tingkat SD maupun SMP.
Dengan kata lain, paparnya, paling tidak suatu saat nanti para seniman peserta program GSMS, adalah bisa menjadi guru untuk mengajar mata pendidikan ekstra kurikuler. ”Sebab, program tersebut bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan merupakan program yang dijadikan andalan paling menonjol di Jawa Tengah dibading dengan daerah lain,”tandasnya.
Mengingat hal tersebut, lanjut dia, maka dalam penunjukan seniman untuk masuk ke GSMS juga harus mempertimbangkan jarak (terdekat) tempat tinggal seniman yang bersangkutan dengan sekolah SD maupun SMP yang ditetapkan sebagai peserta program. Untuk pilihannya juga banyak, anak-anak mau diajak mengeluti kesenian trasional ketoprak, wayang kulit, wayang orang, sampai barongan pun bisa dikembangkan di kalangan anak-anak usua SD dan SMP tersebut.
Program itu biasanya diumulai dari bulan September selama tiga bulan, sehingga pada pekan ketiga sampai akhir November seperti sekarang adalah saatnya hasil karya sekolah peserta proprgram GSMS saling menguji proses menumbuhkan karakater anak-anak melalui kesenian tradisional yang sudah menjadi pilihannya yang dimulai Selasa (24/11) s/d Sabtu 28/11).
Sebab, banyak sekolah yang menjadi peserta progran GSMS baik SD dan SMP, di mana semuanya adalah berjumlah 21 sekolah, sehingga para seniman itu akan teruju kemampuannya dalam ikut menciptakan karakter anak-anak melalui kesenian tersebut. ”Karena itu, ketika Dirjen Kebudayaan menawarkan bahwa tidak bisa menyediakan penuh untuk pembiayaan program tersebut, kami memilih tetap saling berbagi, sehingga dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tentu ikut membiayai,”imbuhnya.