SAMIN-NEWS.com, PATI – Siang ini Selasa (1/12) selesai dimakamkan lagi jenazah seorang perempuan dengan standar protokol Covid-19, yaitu warga Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana. Sedangkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) untuk pemakaman jenazah almarhumah, adalah TPU Ngening desa setempat.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun ”Samin News” , sebelum meninggal almarhumah sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Keluarga Sehat Hospital (KSH) Pati karena riwayat penyakit paru-paru yang dideritanya. Dengan pemakaman standar protokol Covid-19 itu, atas permintaan keluarga jenazah sempat dibawa singgah sejenak di halaman rumah duka untuk dishalatkan.
Selesai itu, baru ambulans yang membawanya menuju ke lokasi TPU setempat, dan kondisi tanah di TPU tersebut bisa digali kondisinya memang berupa bongkahan lumpur, dan dengan kedalaman tertentu lubang makam tersebut juga mengeluarkan air. Akibatnya, begitu jenazah sudah tiba di lokasi TPU, tim pemakaman juga masih harus menguras air dan lumpur dari lubang makam tersebut.
Selesai pengurasan air dan lumpur dari lubang makam, maka peti jenazah pun segera diusung ke lokasi lubang makam, tapi mendadak sisi kiri (timur) bagian ujung, justru tanahnya ambrol. Untuk itu dua orang warga yang semula menggali lubang makam itu buru-buru membenahinya, serta mengawasi saat tim pembawa jenazah bermaksud menempatkan peti jenazah.
Sebab, saat itu peti jenazah sudah berhasil ditempatkan di atas gelagar yang dipasang melintang pada lubang makam, sehingga sampai salah satu sisi lubang makam kembali ambrol maka peti jenazah bisa terperosok ke dalamnya. Akan tetapi hal itu tidak sampai terjadi, karena tim benar-benar berupaya untuk bisa memasukkan peti jenazah ke dalam lubang tanpa menimbulkan tanah bagian tepi lubang makam ambrol.
Dimasukkannya peti jenazah ke lubang makam, maka tim melakukan pengurukan/penutupan lubang tapi benar-benar menghadapi kesulitan karena kondisi tanah berupa lempung yang strukturnya cukup alot jika sudah membentuk bongkahan. Sehingga pengurukan/penutupan lubang makam berlangsung lambat, dan akhirnya berhasil juga bisa menguruk sebagian lubang.
Melihat kondisi itu tim yang memang mengalami kesulitan untuk menggerakkan cangkul setelah mengambil tanah lempung, untuk menguruk/menutup lubang makam yang sebagian sudah tertutup, maka warga yang ada di dekat dengan lubang makam pun turun tangan. Yakni, membantu mencangkul bongkahan tanah lumpur tersebut, sehingga dengan bantuan warga ini akhirnya bisa maksimal karena mereka memang biasa mencangkul tanah seperti itu saat harus membuat petak tambak.