SAMIN-NEWS.com, PATI – Akibat keterlambatan datangnya jenazah dari Rumah Sakit (RS) Mardi Rahayu Kudus yang biasa diantar Tim Relawan Pemakaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, maka Tim Pemakaman BPBD Pati sejak pagi, Senin (7/12) hingga tengah hari ini baru bisa memakamamkan dua jenazah dengan protokol standar Covid-19. Salah satu di antaranya, yaitu warga Desa/Kecamatan Margorejo, Pati, yang sebelum meninggal sempat dirawat di RS Mardi Rahayu Kudus.
Sedangkan persiapan sudah dilakukan TIM BPBD Pati, sejak pukul 08.00, dan menuju ke lokasi TPU di pinggir jalan raya Pati-Kudus itu sejak pukul 08.30. Akan tetapi, jenazah baru tiba di lokasi TPU itu baru sekitar pukul 10.15, dan hal itu tentu tidak terjadi di waktu-waktu sebelumnya, di mana tim BPBD Pati hari menunggu terlalu lama, termasuk para pelayat juga sudah datang di lokasi TPU sehingga harus menunggu cukup lama.
Ternyata, berdasarkan keterangan yang dihimpun ”Samin News”, pihak BPBD Kudus sendiri sejak pagi harus mengantar beberapa jenazah untuk di makamkan di beberapa lolakasi. Dengan demikian, jenazah yang dari Pati jatuhnya gilirannya tentu agak belakangan, dan ternyta hanya personel mobil ambulans pengantar, karena timnya tidak ikut serta.
Kendati tidak diikuti tim relawan dari BPBD Kudus, tapi hari ini Tim BPBD Pati turun dengan kekuatan penuh dengan delapan personel, sehingga dalam melaksanakan tugas tidak menghadapi kendala, di bawah guyuran hujan sejak pagi sampai sing hari. Karena itu, selasai jenazah dikumandangkan adzan dan qomat, kemudian peti jenazah dimasukkan ke liang makam, maka Kepala Desa (Kades) Margorejo, Nabianto pun menyampaikan sambutan mewakili keluarga.
Berikutnya, jenazah dimasukkan ke lubang jenazah yang sebelumnya sempat ambrol dan harus diberi penguat dari potongan bambu, agar saat digunakan tidak ambrol lagi. Hasilnya, bisa maksimal karena penguat bambu itu mampu menahan lubang makam yang digunakan mengubur peti jenazah dari awal sampai tuntas.
Di luar kesempatan tersebut, salah seirang tokoh masyarakat desa setempat, H Martonono menyatakan, saat ini baru tergerak hatinya dan mempercayai bahwa Covid-19 itu benar-benar ada. Dasarnya, almarhum yang meninggal sebelumnya dalam kondisi sehat, dan sama sekali tidak mempunyai riwayat penyakit lain.
Akan tetapi begitu beberapa hari masuk dan di rawat di rumah sakit, ternyata semalam kemudian meninggal. ”Sebenarnya, untuk pemakaman almarhum akan dilangsungkan semalam, tapi guyuran hujan yang tiada henti maka pemakamannya dilaksanakan pagi ini, sehingga kami pun ikut datang ke TPU ini untuk melihat langsung bagaimana pemakaman dengan standar protokol Covid-19,”ujarnya.
Selesai pemakaman di TPU ini, Tim BPBD pun bergerak pindah ke lokasi TPU di Desa/Kecamatan Gembong, karena sejak pagi jenazah seorang laki-laki yang sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Keluarga Sehat Hospital (KSH) Pati juga sudah menunggu untuk dimakamkan. ”Karena hal-hal yang terjadi di luar perkiraan, yaitu karena harus menunggu maka yang menuggu giliran belakangan pun merasa terlalu lama,”seloroh salah seorang di antara mereka yang biasa diapanggil Purnama.
Ditambahkan, selesai pemakaman dengan standar protokol Covid-19 untuk jenazah seorang laki-laki warga Desa/Kecamatan Gembong, Tim BPBD barang kali akan kembali ke Posko sejenak untuk sejenak beristirahat. Sebab, pukul 13.00 harus bergerak lagi ke Juwana, di TPU Bogo untuk memakamkan mantan orang penting di Pati yang Senin (7/12) hari sekitar pukul 05.05 meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soewondo Pati, dan oleh tim pemakaman dijadwalkan pukul 13.30.