Pendidikan Dimasa Pandemi Membutuhkan Kekompakan Orang Tua dan Guru

Pendidikan berasal dari kata didik. Kata didik mendapatkan awalan “me” sehingga menjadi “mendidik”, berarti memelihara dan memberi latihan. Proses dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya sebuah pengajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. (Haryu Isamuddin; 3).

Suatu pendidikan bagi orang dapat dipahami sebagai pengajaran, karena pada umumnya dalam suatu pendidikan diberikan adanya pengajaran terkait dengan penambahan wawasan ataupun pengalaman serta ilmu. Dengan hal tersebut maka dalam pendidikan tidak hanya pendidik yang berperan, melainkan orang sekitar lingkungan juga ikut berperan terutama adalah orang tua.

Setiap situasi kondisi antara wilayah pasti berbeda keberadaannya, akan tetapi dalam hal pendidikan pada umumnya sama, situasi kesadaran pendidikan di peroleh dengan signifikan berbeda-beda wujud yakni: ada suatu wilayah yang notaben pemumikimannya pendidikan baik karena mayoritas sudah sadar pendidikan dan bisa menerapkan dengan semestinya baik dari pola pikir si anak itu ataupun orang tua, ada pula yang masih strata sedang karena kekompakan antar orang tua dan anak belum bisa terwujud 100%, bahkan memperhatinkan karena keadaaannya yang tidak mendukung dan pola pikir yang menjadikan anak tidak mau ataupun bisa mengenyam pendidikan dengan latar belakang yang berbeda dan alasan tertentu.

Pada lingkungan pedesaan penduduknya bermukim dengan berbagai jenis profesi, mayoritas orang desa di wilayah pati yang berada dipedesaan berprofesi sebagai petani ataupun pedagang, melihat hal tersebut maka fajar petang orang sudah pergi melaksanakan aktivitasnya tersebut. Sehingga banyak dari para orang tua dapat memperhatikan anaknya yang masih sekolah belum bisa terlampaui 100%. Kebanyakan anak sekolah dengan latar belakang orang tua yang berprofesi sebagai petani ataupun pedagang sudah belajar mandiri mengurus dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhannya mempersiapkan pergi kesekolah untuk menimba ilmu.

Manusia tidak bisa menprediksikkan ruang, suasana, waktu dan keadaan atas apa yang akan terjadi di hari ataupun tahun keesokannya. Pada tahun 2020 ini di wilayah indonesia kini dihadapkan dengan situasi yang penuh tantangan dan perlawanan yang penuh perjuangan dalam mengembalikan suatu kenormalan keadaan dalam melawan wabah virus covid-19. Virus corona merupakan virus yang berbahaya untuk tubuh, virus tersebut berukuran kecil seperti bola, virus tersebut menyerang pernapasan dan penyerangan bisa terjadi melalui pendekatan kontak secara langsung, virus ini bisa menyebabkan kematian, jika daya tahan tubuh lemah tidak bisa melawannya dengan itu maka…………???

Berbondong-bondong ribuan manusia menerapkan pencegahan dengan memberikan pengingatan, perhatian serta saling bergotong royong mencarikan suatu solusi untuk mengubah dunia yang asalnya berwarna hitam karena keadaan yang miris menjadikan kita terbengkalai dalam aktivitas dan menimbulkan kekhawatiran dalam menjalankan kehidupan, untuk dilakukan perubahan dunia tersebut bisa berwarna putih dan tersenyum kembali seperti sediakala, yang semua orang bisa menjalankan aktivitasnya dengan tanpa ada peraturan memperhatikan protokol kesehatan, jaga jarak ataupun terbatas untuk keluar dalam melangkah mengembangkan dirinya dalam aktivitas rutinan yang seharusnya.

Sejak adanya virus corona (covid-19) pada bulan maret, kini lingkungan sekolah dalam menjalankan aktivitasnya dilaksanakan secara daring (online). Sesuai dengan edaran dari kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten pati yang dilayangkan pada tanggal 27 maret 2020 dengan nomor: 420/4849 perihal: “Perpanjangan KBM Daring dan Bekerja Dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Covid-19 Satuan Pendidikan”, dalam layang pemberitahuan tersebut terinforamsikan suatu pemberitahuan bahwa pelaksanakan KBM (Kegiatan belajar mengajar) daring tidak boleh dilaksanakan secara berkelompok dan harus dilaksanakan mandiri dirumah masing-masing peserta didik yang dilaksankan dengan secara kreatif, menyenangkan, melatih kemandirian dan tidak memberatkan peserta didik maupun orang tua/wali dari peserta didik.

Pelaksanaan secara daring tidak hanya berlaku untuk peserta didik melainkan juga berlaku bagi pendidiknya pula, sehingga aktivitas KBM dilaksanakan secara online dengan berbagai perantara penngaplikasian seperti: Penerapan WA Group, Google Meet, dan Zoom. Pada KBM secara online guru dapat memberikan penjelasannya dalam menjelaskan materi dengan secara streming rekam vido, meminta peserta didik melihat vidio, pemberian ringkasan materi secara PPT ataupun lainnya, pemberian tugas dengan bermacam tugas sesuai konteks dan juga ulangan yang dapat direalisasiikan dengan menggunakan google form.

Realisasi pelaksanaan KBM secara daring kini guru akan mengalami sedikit sulit dalam melakukan pemantaun terhadap peserta didik dalam pelaksanaan belajar, karena dari karakter masing-masing anak yang berbeda, yang tidak bisa terpantau langsung seperti seharusnya dan bisa terkendalikan secara langsung untuk diberikan peringatan ataupun nasihat secara empat mata dan berbincang langsung, maka orang tua lah dalam hal ini akan menjadi penompang tangan kanan guru dalam mengawasi anak-anak belajar online secara mandiri dirumah.

Pada realisasi yang telah berjalan dalam mengikuti KBM secara online, kini peserta didik memunculkan suatu hasil yang berbeda-beda, dimana ada peserta didik yang giat dalam mengikuti KBM nya dengan perwujudan patuh dan mengukti anjuran yang diberikan guru,   adapula yang tledor sesuka hati sama sekali tidak mengikuti anjuran guru. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemantauan dari orang tua yang sibuk dalam kegitan aktivitasnya di pagi hari hingga siang hari, serta kurangnya kesadaran dari peserta didik itu sendiri dalam memahami dirinya untuk mengaplikasikan arti pendidikannya yang sesuangguhnya.

Realitanya dalam lapangan masih banyak peserta didik yang acuh ataupun mengabaikan serta mengaggap enteng KBM selama pandemi, hal ini terbukti dengan masih banyaknya peserta didik yang bermain dijam pelajaran, serta tidak memperhatikan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga dateline dalam pemenuhan tanggung jawabnya seperti: pengumpulan tugas yang tidak sesuai waktu masih banyak terjadi dan pendidik terus harus selalu bersi keras sekuat tenaga dan penuh kesabaran untuk terus mengingatkan pada peserta didik ataupun orang tua/wali yang mengawasi belajarnya selama pandemi dengan pemantaun secara online, untuk bisa mengikuti pematuhan aturan dalam KBM, sehingga  diahir pembelajaran pendidik bisa mengevaluasi sebagai wujud laopran hasil belajarnya yang dapat dijadikan sebagai perbaikan kedepan agar lebih baik dan maksimal meningkat sesuai harapan.

Kesadaran peserta didik minim terjadi karena pengaruh lingkungan sekitar juga ikut mempengaruhinya, dengan hal tersbut maka dalam mewujudkan suatu tujuan dari pendidikan bisa semestinya, maka kini peran orang tua dan guru harus dapat berjalan berirama beriringan senada mewujudkan cita-cita tersebut, sehingga bisa mencetak generasi yang sholeh dan sholehah serta membanggakan nusa dan bangsa sesuai harapan.

Pengajaran yang diberikan tidak hanya cukup pemberitahuan akan mata pelajaran yang perlu dipahami serta dipenuhi, di sisi lain juga adanya suatu penompang moral yang harus juga diterapkan. Karena orang pandai dalam mata pelajaran akan tetapi moral minim maka dalam pandangan masyarakat akan ternilai kurang baik, begitu juga sebaliknya moral tinggi dan baik akan tetapi tidak berilmu maka seperti orang yang akan mudah terbodohi. Melihat hal tersebut maka dalam pendidikan, moral dan ilmu harus bisa berdampingan terwujud.

Kehatia-hatian dalam pergaulan peserta didik dilingkungan sekitar amat sangat penting, karena yang menjadikan terbentuknya moral baik ada perlibatan dari pergaulan serta situasi lingkungan sekitar, begitu juga dalam hal akdemik lingkungman juga memberikan pengaruh. Dengan  hal tersebut maka peran orang tua disini harus bisa berjalan dengan semestinya yakni sebagai orang tua kita bisa mengawasi, memberikan contoh dan memfasilitasi pendidikan anak dengan semestinya, serta adanya suatu pengontrolan penggunaan fasilitas tersebut dapat terpakai secara semestinya dan baik. Karena dalam lapangan masih banyak peserta didik yang menggunakan fasilitas seperti: HP yang saat ini menjadi salah satu media dalam belajar, masih banyak yang digunakan untuk bermain game saja dan mengabaikan tugasnya.

Terutama bagi kaum ibu kini harus bisa memberikan contoh yang baik dan menampilkan kepribadian baik dari segi apupun, karena madrasah pertama seorang anak adalah ibu, jadi berilah perhatian serta percontohan semakisimal mungkin dalam pendidikan anak. Jangan hanya berpangku tangan kepada guru saja dan dicukupkan hanya pada waktu sekolah saja pendidikan tersebut terwujud, karena sejatinya pendidikan tidak mengenal waktu dan tempat, melainkan pendidikan tersebut tercipta dan terwujud ada pada waktu kapanpun diluar sekolah dan terdapat dimanapun yang tidak hanya tercipta disekolah.

Pada masa pandemi covid-19 ini berjalannya pendidikan membutuhkan keharmonisan yang berjalan senada seirama komunikasi yang terjalin antara guru ataupun orang tua atau wali murid harus bisa terjalin baik (ada suatu respon timbal balik yang baik dan saling mendukung dalam memantau anak-anaknya belajar), karena di massa pandemi covid-19 anak lebih banyak waktu dan dekat pada orang tua dibandingkan dengan guru.

Walaupun pembelajaran dilaksanakan secara daring (online) dari pendidik juga harus makisimal dalam memberikan contoh baik dari segi pengucapan ataupun tindakan, dari segi pengucapan dapat terwujudkan dengan penerapan pembiasaan berbahasa yang sopan seperti:  bahasa krama dalam menjawab pertanyaan ataupun memberikan pengajaran, begitu pula orang tua dalam rumah juga harus membiasakan anak untuk bisa berkomunikasi yang sopan. Karena pada realitanya masih banyak anak yang belum bisa menempatkan pososi seharusnya. Masih ada peserta didik yang berbicara selayaknya seperti teman sendiri.

Selain pembicaraan dalam hal bertindak kini pendidik juga harus bisa memberikan contoh, walaupun jarak tidak bisa terjangkau dekat ataupun perilaku tidak bisa terlihat dengan wujud langsung secara kasat mata, di era seperti ini penting juga kita memberikan contoh untuk bisa bijaksana dalam bertindak ataupun berperilaku, karena peserta didik juga bercermin dari gurunya untuk diteladani. Ini tidak hanya semata dilaksanakan oleh pendidik,  tetapi ini juga harus diaplikasikan oleh orang tua/wali dirumah., karena dari 100% pendidikan tersebut terwujud.terbagi atas 2 persentasi yakni 40% pendidikan disekolah dan 60% dirumah.

Maka dari itu, kini dalam mewujudkan suatu pendidikan dimasa pandemi covid-19 ini,  pendidikan tidak cukup hanya berpangku tangan pada pendidik saja, tetapi pendidikan ini harus terwujudkan juga dengan peran orang tua yang sigap, perhatian, serta dapat berkomunikasi baik dalam mengikuti perkembangan anak yang bisa dilakukan dengan tanya jawab secara media sosial yang bisa terkoneksi secara baik dan terjangkau, sehingga terjalin suatu pengontrolan dan pengawasan baik dari pendidik ataupun orang tua/wali secara baik.  Inlah yang sangat penting dalam pendidikan saat ini dalam realisasinya bahwa pendidikan akan terwujud sesuai cita-cita ada perwujudan kekompakan seirama orang tua guru.

            Marilah kita sebagai pendidik ataupun mendidik, kita tanamakan dari hati yang tulus mewujudkan seirama kekompakan dalam mewujudkan cita-cita pendidikan bersama dalam mencetak generasi bangsa yang berdedikasi tinggi, berilmu, bermoral serta berakhalakul karimah, cerdas, terampil kreatif, dan giat. Selalu ciptakan kehangatan dan keharmonisan dalam silaturrahmi antar peserta didik, guru, ataupun orang tua secara baik untuk mengerti ataupun mengenal satu dan yang lain, karena tak kenal maka tak sayang.

Sejatinya peserta didik akan mudah memahami serta menangkap apa yang di sampaikan dan meneladaninya untuk diterapkan,  hal pertama yang harus diwujudkan adalah membuat peserta didik itu suka atau senang dengan guru, karena jika sudah timbul rasa suka itu maka akan mudah memahminya dan mau mengikuti apa yang diperintahkannya………!

Maksud suka diatas bukan suka hal kasmaran atau percintaan lho ya….jangan sampai salah memahami makna…maksud suka tersebut adalah ada setruman respon baik wujud kita mengabdi ke guru sehingga dapat menampilkan dan mewujudkan  apa yang diharapkan guru dalam mencetak generasi bangsa yang sesungguhnya, sebagai gerbang depan penerus bangsa yang bernilai tinggi, bermoral, kreatif, inovatif, serta mengharumkan nama bangsa.

 

Oleh: Ihda Faizatul Hidayah, S.Pd (Guru di SDN Manjang)

Previous post SMP N 5 Pati Adakan Simulasi Dua Kali
Next post Kerusakan Jalan Desa Ngablak-Gerit Ancam Pengendara yang Melintas

Tinggalkan Balasan

Social profiles