
SAMIN-NEWS.com, PATI – Petugas di Bendung (bukan Waduk) Wilalung di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, Karno, Senin (1/2) pagi tadi menyampaikan kondisi terakhir bendung tersebut kepada Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati,
Dengan demikian, siapa pun warga diimbau untuk tidak menyampaikan berita-berita spekulatif yang sama sekali jauh dari kondisi maupun fakta sebenarnya, seperti Bendung Wilalung Jebol, dan lainnya tentu menimbulkan keresahan di masyarakat. Sehingga dalam kondisi seperti saat ini, lebih baik yang tidak berkompeten tidak perlu berkomentar yang menyimpang terlalu jauh dari kapasitasnya.
Karena itu, papar Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) DPUTR Kabupaten Pati, H Darno, pihaknya sependapat jika masalah kondisi sekarang disikapi secara proporsional oleh pihak yang berkompeten. ”Di antaranya, bahwa debit air bendung tersebut mengalami penurunan, tinggal 600 meter kubik/detik,”ujarnya.

Sedangkan kondisi debit air, Minggu (31/1) kemarin pukul 09.00, lanjutnya, sudah mulai terjadi penurunan 806 meter kubik per detik. Karena itu pada pintu 1 sampai 7 dalam keadaan netral sekadar limpasan, tapi pintu 8 tetap dibuka oleh petugas sampai 20 cm, maka jika debitnya menurun tinggal 800 kubik per detik maka pintu 8 hanya dibuka 5 cm.
Jika berikutnya dimungkinkan terjadi penurunan, maka pintu tersebut segera ditutup, tepatnya pada pukul 13.00. Dengan demikian, secara otomatis tidak ada lagi aliran air dari Bendung Wilalung yang dibuang ke alur Kali Juwana melalui pintu 8, sehingga warga di sepanjang kawasan aliran kali tersebut tidak perlu cemas dan was-was.
Jika terjadi perkembangan kondisi lebih lanjut di luar hal yang sudah berlangsung kemarin, pihaknya akan terus memantau dan berkoordinasi dengan petugas Bendung Wilalung. ”Jika kondisi di wilayah Kecamatan Juwana sudah terjadi genangan di perkampungan penduduk, seperti di Desa Doropayung, karena hal itu sebagai dampak dari limpasnya alur Kali Juwana.
Hal tersebut ditopang dengan terjadinya laut pasang, maka air yang sudah terlanjur luber ke permukiman tentu sulit hilangnya. ”Akan tetapi, jika dari hulu alur Kali Juwana tidak membawa luberan air, maka air yang saat ini sudah mengenangi permukiman warga secepatnya akan cepat hilang,” imbuhnya.