Meski Harus Model ”Saweran” GMBI Juga Peduli Warga Terdampak Bencana Banjir

Para relawan dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Pati, Minggu (14/2) kemarin berbagi untuk warga terdampak banjir di Desa Kasiyan dan Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo dan Desa Srikaton, Kecamatan Kayen.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Kendati harus melalui upaya ”saweran”, akhirnya terhimpun sejumlah nominal yang diwujudkan material untuk ikut membantu warga yang sampai saat ini masih terdampak banjir. Di antaranya, di Desa Kasiyan dan Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, serta Desa Srikaton, Kecamatan Kayen.

Di tiga desa tersebut, Minggu (14/2) kemarin, para relawan dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Pati terjun langsung ke lokasi genangan banjir, untuk berbagi dengan warga yang membutuhkan. Sehingga, sebelum bergerak untuk berbagi juga ada donatur  yang peduli sehingga apa yang didonasikan utuk warga tersebut bisa mencapai maksimal.

Sebab, papar Koordinator GMBI Pati, Suyitno, pihaknya bisa mengalokasikan bantuan 700 nasi bungkus untuk warga di tiga lokasi genangan banjir tersebut. ”Selebihnya beras masing-masing satu kiuintal, termasuk 55 dus mie instan, 12 kaleng roti untuk ibu hamil, roti untuk balita, dan air mineral,”ujarnya.

Para relawan dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Pati, Minggu (14/2) kemarin berbagi untuk warga terdampak banjir di Desa Kasiyan dan Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo dan Desa Srikaton, Kecamatan Kayen.

Banjir yang dipastikan rutin terjadi setiap kali musim penghujan, lanjutnya, adalah fenomena alam karena hal tersebut memang terjadi dan berlangsung setiap tahun. Sehingga seharusnya menjadi evaluasi, dan menyadarkan semua pihak untuk bersama-sama menguarai permasalahan ini, serta bagaimana cara meminimalisirnya.

Karena itu, menurut hemat dia, bahwa penyebab banjir bukan hanya karena turunnya hujan dengan intensitas tinggi dalam cuaca ekstrem semata. Hal tersebut harus dipahami dari hulu sampai hilir, bahwa beberapa penyebab terjadunya banjir selain hujan dengan curah tinggi juga ada beberapa hal lainnya, di antanyara adalah pelaksanaan normalisasi alur kali, utamanya Kali Juwana yang tidak tuntas.

Selain itu, pengalihan fungsi hutan yang dulunya ditanami tanaman tumbuhan keras sebagai resepan kawasan kars berubah menjadi kawasan pertanian jagung dan palawija lainnya, serta pembalakan liar. ”Sedangkan yang kini terus bermunculan dan tak pernah ada upaya untuk menghentikan adalah penambangan galian C secara liar, adalah termasuk salah satu faktor penyebab terjadinya banjir,”tandas Suyitno.

Previous post Wanita Katolik RI Pati Berbagi Kasih ke Panti Asuhan Penghibur Tresno Ing Siwi di Kelet
Next post Pemerintah Dinilai Tak Siap Tangani Bencana

Tinggalkan Balasan

Social profiles