SAMIN-NEWS.com, PATI – Dampak dari tingginya curah hujan di kawasan Lereng Muria sebelah timur dan utara, menyebabkan beberapa alur kali dan bendungnya tidak mampu menampung luapan air dari hulu. Akibatnya, luberan air tak terkendali memasuki kawasan perkampungan warga, baik di beberapa desa di Kecamatan Dukuhseti maupun Tayu tak bisa menghindar dari luap air kali tersebut.
Di sisi lain, hilangnya hutan di kawasan hutan jati Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngarengan yang sudah berubah menjadi lahan tanaman ubi kayu, maka resapan air bila terjadi hujan deras seperti sekarang juga sudah hilang. Dengan demikian, gelontoran air yang luas tidak bisa ditampung oleh alur kali dan bendungnya.
Karena itu, papar Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, H Darno, sejumlah alur kali di wilayah Kecamatan Dukuhseti seperti Kali Lenggi, Pengarep dan Patoman tak mampu menampung luapan air dari hulu. ”Selebihnya hal sama juga dialami Kali dan Bendung Bonjoran, kondisinya juga tak jauh berbeda sehingga air pun luber ke Desa Grogolan, Ngagel, Bakalan, dan sekitarnya,” ujarnya.
Selebihnya, lanjut dia, di wilayah Kecamatan Tayu terdapat alur Kali Luwang dan Bendung Glintiran, Lancer, dan Kali Pakis yang juga terkena dampak luapan serta mengalirnya air sehingga terjadi banjir. Selain itu juga terjadi genangan di sekitar aliran air tersebut, sehingga antara Luwang dan Bakalan genangan air sampai tadi pagi masih terjadi di jalan raya Tayu-Puncel dengan ketinggian air mencapai 50 cm.
Akan tetapi, jika guyuran hujan tidak berlangsung secara terus menerus dan terlalu ekstrem maka bisa dipastikan genangan air bisa cepat surut. Di sisi lain, pihaknya juga mengucapkan terimakasih karena warga bersama pemerintahan desa serta petugas dari jajarannya juga saling bahu membahu membersihkan sangkrah yang menyangkut di bendung, seperti di Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti.
Mengingat kondisi tersebut, maka luapan air dari alur kali juga sampai limpas, dan mudah-mudahan bisa secepatnya teratasi. ”Perlu diketahui, tingginya curah hujan berlangsung Rabu (24/2) hari ini mencapai 294 milimeter, padahal sehari sebelumya Selasa (23/2) hanya 23 milimeter,” imbuh H Darno.