SAMIN-NEWS.com, PATI – Menyambut datangnya ”Capgome” atau malam ke 15 setelah perayaan Tahun Baru Imlek 2572 yang bershio Kerbau Logam, biasanya warga keturunan Tionghoa baik di Pati maupun Juwana menyambutnya. Untuk perayaan tersebut dalam penanggalan China jatuhnya adalah nanti malam, di mana warga keturunan itu berkumpul bersama keluarga dan kolega dengan menikmati suguhan lontong ”capgome.”
Akan tetapi dalam kondisi pandemi Covid-19, perayaan tersebut tidak dilaksanakan di kelenteng-kelenteng, termasuk pada perayaan menyambut datangnya Tahun Baru Imlek 2572 di Tahun 2021 ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat keturunan Tionghoa baik di Pati maupun Juwana tetap menghargai dan melaksanakan protokol kesehatan, salah satunya adalah menghindari kerumunan.
Biasanya dalam menyambut datangnya purnama setelah 15 hari berlangsungnya perayaan Tahun Baru Imlek,papar salah seorang warga peranakan di Juwana, Popo Joe, paling tidak mereka masih menyelenggarakan acara acara di kelenteng. ”Dalam kesempatan tersebut biasanya disajikan makanan tradisi yang sudah turun temurun menjadi bagian dari kalangan masyarakat keturunan Suku Tionghoa, yaitu lontong capgome,” ujarnya.
Karena itu yang sering menjadi pertanyaan, mengapa hidangan malam menyambut Capgome itu harus lontong capgome, dia hanya tahu dari cerita leluhurnya. Yakni, makanan lontong tersebut awal mulanya justru berasal dari Lasem, Rembang, di sana ada pasangan suami-istri di mana pihak perempuan adalah suku Tionghoa dan yang laki-laki suku Jawa.
Barangkali perpaduan dari dua etnis yang berbeda terebut, maka lahirlah warga keturunan Tiongha yang melalui perkawinan antarentis, lahirlah para warga keturunan yang sudah berabad-abad lamanya. Dengan demikian, lahirlah sebuah tatanan kehidupan yang saling bersanding dalam budaya, seperti Capgome, yaitu lauknya opor ayam dan kelengkapan yang dimakan bukan nasi melainkan lontong.
Akan tetapi dalam situasi pandemi, malam menyambut Capgome tentu tidak dilaksanakan di kelenteng, seperti di Pati di Kelenteng Hok Tik Bio. ”Di Juwana juga tidak diselenggarakan di Keletenng Tjoe Tik Bio maupun di Kelenteng King Hok Bio (Demaan), dan Tjong Hok Bio (Tluwah), malainkan di rumah masing-masing.