Biaya Pembangunan Gedung DPRD yang Tidak Berlanjut Cocok Jika Dibelikan Benih Padi

Dewan Kota Pati yang berembuk pascabanjir juga di-”refocussing”-nya pembangunan Gedung DPRD Pati berlantai empat.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Presidium Dewan Kota Pati, mengapresiasi kepekaan jajaran eksekutif maupun legislatif/Sehingga rencana dibangunnya Gedung DPRD Pati berlantai empat akhirnya diputuskan untuk di-”refocussing”, maka akhirnya rencana pembangunan gedung tersebut batal dilanjutkan.

Dengan demikian, papar salah seorang presidium Dewan Kota yang bersangkutan, S Dullah, tentu ada alokasi anggaran  yang harus difokuskan lagi kegunaannya untuk kepentingan apa. Jika dia boleh berpendapat, saat ini fasilitas publik yang mendesak untuk dimaksimalkan adalah ruas jalan, seperti di jalur Pati-Gabus juga Jakenan-Winong, tapi bisa juga untuk RSUD Juwana meskipun baru berupa bangunan struktur.

Akan tetapi, ada juga kebutuhan warga yang perlu mendapat perhatian, yaitu bagi mereka yang saat ini harus menghadapi pascabanjir. ”Jika untuk bantuan pangan, warga barang kali masih mempunyai simpanan dari bantuan dari para relawan maupun dermawan  saat banjir masih berlangsung, atau juga bantuan saat pascabanjir seperti sekarang,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, juga masih ada hal mendesak yang perlu campur tangannya pemerintah, utamanya dalam penyaluran bantuan pascabencana. Bentuk batuan tersebut adalah berupa gabah atau benih padi keada para petani, utamanya tanaman padi miliknya gagal panen dengan harapan mereka bisa kembali turun ke sawah menanam padi.

Tentang berapa banyak alokasi benih padi yang harus diadakan, adalah sesuai data laporan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Pati. Utamanya, yaitu para petani yang mengalami gagal panen/puso dan ditambah tanaman padi petani yang tergenang, sehingga yang disebut terakhir adalah berdasarkan kebijakan mengingat padi yang tergenang juga bisa saja panennya tidak maksimal.

Menyangkut tentang kebutuhan benih padi, per hektare jika diberikan sebanyak 25 kilogram hal itu sudah bisa utuk memenuhi kebutuhan, sehingga areal sawahnya yang kurang dari itu tentu tidak diberikan maksimal. ”Jika harga gabah untuk benih maksimal Rp 10.000, maka satu haktare membutuhkan Rp 250.000,” imbuhnya.

Previous post Mengais Bulir Padi Terendam Banjir yang Tak Laku Dijual
Next post 1 Tahun Corona : Penyempitan Makna Prokes Hingga 3T yang Terlupa

Tinggalkan Balasan

Social profiles