SAMIN-NEWS.com, PATI – Kendati pihak yang berkompeten memasang ketentuan, bahwa berat kendaraan yang melintas di atas Jembatan Juwana Semarang-Surabaya KM 87, maksimal 40 ton tapi para penghuni di bawahnya (kolong) hendaknya tetap waspada. Dengan demikian, jika sewaktu-waktu muncul tanda-tanda terjadinya hal tak diinginkan bisa secepatnya memberikan aba-aba antara satu dan lainnya.
Sebab, para penghuni di kolong jembatan itu yang sudah bertahun-tahun selama ini merasa aman, sehingga kadang-kadang mereka menjadi abai atas keselamatanya. Kendati berada di kolong jembatan, mereka tetap masuk daftar warga Desa Doropayug, Kecamatan Juwana sehingga kadang-kadang memang ada pihak yang mengingatkan.
Akan tetapi sayang, ketika ”Samin News” sekitar pukul 09.00 mendatangi lokasi tersebut, rumah kotak dari tripleks itu pintunya banyak yang tutup. Sedangkan satu orang yang tinggal tidak tepat di kolong jembatan melainkan berada di perbatasan antara wilayah jembatan dan rumah warga sebelah masih lelap tidur.
Karena itu, tidak banyak data yang didapat dari mereka, tapi melihat kondisi rumah kotaknya rata-rata penghuni lama. Ada di atantara mereka yang berasal dari Purwodadi, tapi ada juga yang dari Tayu dengan pekerjaan sehari-hari serabutan, sehingga mereka pagi-pagi sudah meninggalkan rumah kotaknya di kolong jembatan tersebut.
Salah seorang warga yang mencermati kondisi warga ini, Popo Jeo mengimbau kepada pihak yang berwenang, jika kondisi jembatan tersebut sudah tidak lagi harus menerima beban kendaraan maksimal 40 ton, maka warga yang ada di bawahnya diberi tahu lebih awal. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya hal-hal tak diinginkan.
Sedangkan dari sisi lain, penyikapan kondisi jembatan itu oleh warga penghuni kolong jembatan sepertinya tidak ada rasa khawatir. ”Mereka cukup menerima apa adanya dengan pasrah, apalagi selama ini mereka tinggal di tempat itu juga aman-aman saja,” ujarnya.