SAMIN-NEWS.com, PATI – Kepala Bulog Pati, Yonas Haryadi mengingatkan satuan kerja di jajarannya agar bersama PPL untuk mengondisikan atau mengajak para petani agar jangan buru-buru memanen tanaman padi miliknya. Dengan demikian, mereka baru memanen setelah memang benar-benar siap panen, sehingga panenan padinya benar-benar maksimal.
Sebab, papar Kepala Bulog Pati, Yonas Haryadi, jika mereka buru-buru memanen padinya dalam kondisi sebaliknya, karena khawatir tergenang banjir atau serangan hama tikus, maka yang terjadi pada bulir padi bisa dipastikan ada yang masih hijau. Karena itu harga jual gabah kering panen, tentu akan dibeli pedagang pengumpul jauh dari ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP).
Jika sesuai Permendag No 24 Tahun 2020, untuk harga gabah kering panen (GKP) dengan kadar air paling tinggi 25 persen dan kadar hampa/kotoran paling tinggi 10 persen adalah Rp 4.200/kilogram di tingkat petani atau Rp 4.250 per kilogram di penggilingan. ”Perbedaan soal harga inilah yang sering terjadi kesalahpahaman di antara petani, karena HPP sebesar itu harus diikuti dengan ketentuan persyaratan,” tandasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, para pertani yang tergabung dalam kelompok tani bisa sedikit bersabar, yaitu memanen padinya benar-benar yang siap panen maksimal. Setelah itu lebih baik diproses sendiri pengeringannya, karena ongkos untuk keperluan tersebut per kilogram hanya Rp 250, tapi gabah hasil panennya bisa menjadi gabah kering giling (GKG), sehingga tidak terlalu memberatkan biaya proses pengeringannya.
Akan tetapi jika bisa menjadi GKG dengan syarat kadar air paling tinggi 14 persen, kadar hampa/kotor paling tinggi 3 persen, hal itu bisa masuk menjadi serapan Bulog dengan harga sesuai HPP. Sebab, dalam hal ini pihaknya tidak hanya semata-mata melayani serapan dari mitra kerja, tapi juga dari kelompok tani maupun gabungan kelompok tani.
Berdasarkan pertimbangan tersebut personel jajarannya yang turun ke lapangan bersama PPL, hendaknya melakukan motivasi kepada para petani agar melaksanakan panen setelah kondisi tanaman padinya benar-benar maksimal. ”Karena itu, jangan sampai bulir padi masih ada yang hijau sudah buru-buru dipanen, sehingga jika itu dibeli oleh pedagang pengepul tentu harganya tidak maksimal, meski hanya untuk kualitas GKP,” imbuh Yonas Haryadi.