Salah Satu Daya Tarik di Prosesi Kirab Hari Jadi Pati Nanti

Barang kali seekor sapi pejantan jenis ”Lemousin” milik pengusaha ternak sapi JokoSusilo, warga Dukuh Turu, Desa Tambahmulyo, KecamatanGabus ini akan menjadi salah satu daya tarik lain dari yag lain, karena sapi ini juga akan ikut kirab prosesi Hari Jadi Pati, 7 Agustus nanti.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.COM PATI – Barang kali pembaca tidak percaya bahwa seekor sapi warna kulit coklat peranakan jenis ”Lemousin” tinggi badannya menmencapai 1,80 meter dan panjang 3 meter.  Jika tidak percaya, silakan dicek atau diukur sendiri di kandang pemiliknya, yaitu salah seorang pengusaha ternak sapi, Joko Susilo, warga Dukuh Turi, Desa Tambahmulyo, Kecaatan Gabus, Pati.
Barang kali juga tidak hanya itu, besar kemungkinan sapi ini adalah satu-satu sapi dengan ukuran terbesar di Pati. Karena itu yang lebih menarik lagi, sapi ini, Rabu (7/8) mendatang juga akan ikut kirab prosesi Hari Jadi Ke-696 Pati yang dimulai dari Kemiri, Desa Sarirejo ke Kaborongan, Keluarahan Pati Lor, Kecaatan Kota Pati.
Pemilik yang juga pengusaha ternak sapi yang bersangkutan, ketika ditanya berkait hal tersebut, membenarkan. Pihaknya, kata dia, sudah dihubungi petugas dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabuoaten Pati, sehingga persiapan pun harus mulai dilakukan dari sekarang, utamanya adalah upaya memandikan/mengguyangnya secara maksimal agar saat tampil di depan umum sebagai peserta kirab, bisa mencerminkan sosok hewan piaraan yang mempunyai daya tarik tersendiri.
Paling tidak memberikan daya tarik bagi warga, untuk bisa mengikuti jejaknya sehingga bisa memelihara sapi yang hasil prosesnya bisa mencapai lebih dari itu.”Untuk sapi pejantan ini sudah tidak memiliki masa birahi, karena untuk bisa mendapatkan keturunan dari seekor induk betina, mengunakan sistem kawin suntik atau inseminasi buatan,”ujarnya.
Mengingat sapi pejantan ini akan menjadi bagian peserta kirab prosesi, maka penulis perlu menggaris bawahi beberapa hal. Sama sekali tidak ada hubungannya sapi tersebut antara Pati dengan Mataram, meskipun ada cerita tutur yang menyebutkan pada masanya, bahwa Adipati Wasis Joyo Kusomo pernah tersinggung.
Sebab, waktu berkunjung dalam pisowanan di Mataram pada masa Panembahan Senopati, ”titihan” Adipati Pati,  Jaran Juru Taman ”dikersakke” Raja Mataram, dan digantikannya dengan Sapi Pragola.”  Sehingga ketika keluar dari keraton hendak kembali ke Pati, banyak kawula Mataram yang melihat hal tersebut pun saling menertawakan, karena ada seorang Adipati ”titiannya tidak ”turangga” malainkan seekor ”Andini” (lembu/sapi) yang duberi nama Pragola.
Jika cerita tutur tersebut benar, maka peristiwa riilnya baru akan terjadi tiga atau empat abad kemudian dengan peristiwa boyongan pindahnya Kadipaten Pati dari Kemiri ke. Sebab, Panembahan Senopati Mataram naik tahta menjadi Raja pada awal abad XVI, tapi untuk mengurangi beban ketersinggungan Adipati Pati dan warganya, Mataram melalui Sang Juru Mertani tak pernah kehabisan akal.
Dwngan demikian, setelah Wasis tidak ada kembali ke Pati sejak peristiwa pembrontakannya terhadap Mataram yang dikenal dengan peristiwa Kali Dengkeng, maka untuk mengisi kosongan Adipatai Pati, Raja Mataram pun memerintahkan orang-orang kepercayaannya untuk menjadi Adipati Pati. Nama-nama Adipati itu pun dengan sebutan nama Sapi Pragola, sehingga ada Adipati dari Mataram yang ditempatkan di Pati semua menggunakan nama Adipati Pragola, sehingga ada Adipati Pragola I dan Adipati Pragola II.(sn)
Previous post CV Anugrah Sinar Laut Lakukan Pembelian Produksi Garam Rakyat
Next post Bupati Berharap Peran Senkom Ditingkatkan

Tinggalkan Balasan

Social profiles